Alasan Lulusan SMK Belum Kompeten di Dunia Industri

Kompetensi lulusan SMK di Indonesia masih belum sesuai kebutuhan industri. Peran dunia industri diperlukan untuk menutupi kelemahan itu.
Technical Service Division Head PT Astra Daihatsu Motor Anjar Rosjadi di Grand Dafam Rohan Hotel Yogyakarta pada Senin 16 Desember 2019 malam.(Foto: Tagar/Hidayat)

Yogyakarta - Kompetensi siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kadang masih belum sesuai diterapkan di dunia industri. Peran dunia industri diperlukan untuk menutupi kelemahan itu. PT Astra Daihatsu berupaya mewujudkan lulusan SMK sesuai kompetensi dunia industri sejak 2008 lalu.

Technical Service Division Head PT Astra Daihatsu Motor Anjar Rosjadi mengatakan Daihatsu telah masuk dengan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan di Indonesia agar kompetensi lulusan SMK sesuai kebutuhan dunia industri. Salah satunya dengan mengintegraskan kurikulum. 

"Kami masuk, mengintegrasikan kurikulum di SMK ini agar sesuai dnegan kebutuhan industri. Saat lulus bisa segera diberdayakan industri," katanya di Yogyakarta pada Senin 16 Desember 2019 malam.

Dia mengatakan, lulusan SMK yang kurang kompeten itu diketahui dari pengalaman perusahaan dalam melakukan perekrutan. Lulusan SMK yang sudah diterima, kadang harus diberikan pelatihan terlebih dahulu.

Anjar menyebut permasalahan kurangnya kompetensi yang dibutuhkan industri itu karena selama ini guru-guru memberikan ilmu sesuai dengan kurikulum standar. Sedangkan budaya industri, masih minim diberikan. PT Daihatsu memberikan yang lebih mendalam, seperti budaya industri yang paling sederhana.

"Pembentukan karakter seorang lulusan siswa SMK itu lebih penting dari pada kompetensinya. Ketika sesorang masuk ke dunia industri, kemampuan dia untuk menyesuaikan karakter ke dunia industri lebih penting," ucapnya.

Menurut dia, budaya industri yang dimaksud yakni 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau lebih dikenal 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin). Pemberian materi itu dimaksudkan agar siswa memahami area kerja yang rapi, bisa memilah barang yang terpakai dan tidak terpakai.

"Yang masih bisa dipakai dialoasikan, yang tak manfaat dibuang. Sehingga tercipta suatu kedispilinan. Ini karakter yang kami tanamkan ke siswa-siswa SMK binaan Daihatsu, sudah mulai menciptakan budaya kerja di industri," ujarnya.

Kami masuk, mengintegrasikan kurikulum di SMK ini agar sesuai dnegan kebutuhan industri.

Sedangkan untuk kompetensi teknis lebih difokuskan pada perawatan dan perbaikan kendaraan. Sehingga ketika lulus dari SMK nanti bisa fasih melakukannya. "Dalam hal ini tidak hanya kendaraan jenis Daihatsu saja, tapi juga bisa melakukan perawatan dan perbaikan kendaraan jenis lain," ucapnya.

Anjar menyebut kompetensi teknis perawatan dan perbaikan ini lebih penting dibanding siswa diberi materi over houle mesin atau transmisi. Sebab pekerjaan over houle di dunia industri sangat minim dan levelnya merupakan teknisi kelas menengah ke atas. "Tidak perlu muluk-muluk tapi sesuai kebutuhan," katanya.

Head Corporate Social Responsibility Department PT Astra Daihatsu Motor Kirana Belly mengatakan sejak 2008 sampai November 2019 ada sebanyak 298 SMK binaan Daihatsu yang tersebar di seluruh Indonesia. "Untuk di Daerah Istimewa Yogyakarta ada sekitar 13 sekolah, dan sudah ada beberapa sekolah lain yang tertarik untuk bergabung," ucapnya.

Dalam acara itu PT Astra Daihatsu memberikan apresiasi kepada sekolah yang telah sesuai dengan kriteria di Grand Dafam Rohan Hotel Yogyakarta dalam acara Daihatsu Vocational Day 2019. Beberapa sekolah yang mendapatkannya yakni dinilai dari berbagai indikator, seperti kemampuan guru maupun fasilitas yang dimiliki. []

Baca Juga:

Berita terkait
Dana Keistimewaan Yogyakarta Layak Jadi Percontohan
Danais untuk Yogyakarta dianggap sebagai permodelan yang tepat. Anggaran yang dikucurkan pusat ini berpeluang meningkatkan kesejahteraan rayat.
Keraton Yogyakarta Setelah Meja Sultan HB VIII Rusak
Keraton Yogyakarta tidak melarang wisatawan selfie atau memotret usai kejadian meja Sultan HB VIII rusak akibat ulah wisatawan yang sedang selfie.
LinkAja Bantu Mengembangkan Usaha Mikro Yogyakarta
LinkAja siap bekerja sama dengan Pemda DIY dalam pengembangan UMKM di Yogyakarta. Saat ini LinkAja di Yogyakarta sudah merambah ekonomi mikro.