Oleh Max Walden dan Bang Xiao
Partai Komunis China (PKC) telah menghapus postingan kontroversial di akun media sosial mereka, yang membandingkan api dari peluncuran pesawat ulang-alik China dengan asap dari pembakaran mayat korban Covid-19 di India.
Akun itu memuat dua foto berdampingan yang menunjukkan peluncuran modul utama Tianhe yang merupakan bagian dari stasiun luar angkasa China, dengan gambar dari kremasi massal di India. Belakangan PKC menghapus postingan tersebut.
"China menyalakan api dibandingkan dengan India menyalahkan api," demikian keterangan foto dalam postingan tersebut.
Foto ini diunggah oleh Komisi Sentral Urusan Politik dan Hukum dari PKC di akun Weibo, media sosial yang mirip dengan Twitter.
Opini di media sosial China terbelah, banyak yang mengeritik postingan itu sebagai tidak pantas.
Ribuan pengguna Weibo kemudian mengeritik postingan yang dianggap 'tidak pantas' tersebut. Lima jam kemudian postingan itu telah dihapus.
"Mayoritas yang meninggal itu berasal dari golongan terendah di India, yang menderita karena tidak adanya tindakan dari pemerintah India," tulis seorang pengguna Weibo, Laowujiadetianxin.
"Warga India harus bersatu," tambahnya.
Ketegangan antara China dan India -dua negara dengan penduduk terbesar di dunia- meningkat dalam setahun terakhir, khususnya berkenaan dengan sengketa perbatasan di daerah pegunungan Himalaya. Selain itu juga didorong oleh meningkatnya sentimen nasionalistis di masing-masing negara.
Beberapa pengguna Weibo lainnya menunjukkan sikap tidak simpatik terhadap apa yang terjadi di India sekarang ini, mengaitkan krisis Covid-19 dengan sengketa perbatasan.
"Saya selalu merasa bahwa negara kita terlalu lunak dan terlalu baik terhadap India," tulis seorang pengguna Weibo.
"India tidak tahu bagaimana menghargai kita," katanya.
Kasus Covid-19 di India terus meningkat dalam sepekan terakhir, dengan angka terbaru sudah melebihi 20 juta kasus, dan lebih dari 215 ribu kematian.
Namun menurut para pakar, jumlah kasus dan kematian kemungkinan lima atau 10 kali lebih tinggi dari angka resmi.
Hari Sabtu, 1 Mei 2021, kasus penularan mencapai 401.993 atau yang tertinggi di dunia dalam satu hari.
Sementara itu China hari Minggu, 2 Mei 2021, hanya melaporkan adanya 11 kasus baru di seluruh negeri itu.
Shen Yi, seorang akademisi dari Fudan University di Shanghai, memuji foto yang diunggah akun PKC itu. "Kita harus menunjukkan kemarahan kepada India," tulis Shen Yi di Weibo.
Namun, Hu Xijin, editor tabloid Global Times yang biasanya bersikap sangat nasionalistis, tidak sependapat.
Hu Xijin mengatakan seharusnya media resmi pemerintah China 'menunjukkan sikap simpatik kepada India'. "Saya kita ini tidak pantas dibuat oleh sebuah akun resmi," katanya.
Sementara itu Duta Besar China untuk India Sun Weidong mengatakan kepada media pemerintah China bahwa negeri itu sudah mengirimkan 5.000 ventilator dan 21.569 generator oksigen ke India dalam beberapa bulan terakhir. Beijing mengirimkan 40 ribu generator oksigen ke India.
"Sepanjang yang saya ketahui, perusahaan-perusahaan China sudah mempercepat produksi sedikitnya 40 ribu generator oksigen, yang diminta oleh pihak India, dan mereka bekerja secepat mungkin untuk menyelesaikannya," kata Sun.
"Banyak perusahaan China dan juga organisasi swasta menggunakan jalur mereka masing-masing untuk membantu India."
ABC sudah menghubungi Kementerian Luar Negeri China dan India untuk mendapatkan komentar resmi (Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News)/abc.net.au/Indonesian. []