Aktivis Korea Selatan Kembali Kirim Selebaran Anti-Korut

Seorang aktivis Korea Selatan (Korsel) mengatakan ia mengirim satu juta selebaran propaganda dengan balon ke Korea Utara (Korut) pekan ini
Ilustrasi: Pembelot Korea Utara, Lee Min-bok, mengambil selebaran yang mengutuk kediktatoran Korea Utara di rumahnya di Pocheon, sekitar 15 km selatan zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, 15 Oktober 2014. (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Kim Hong-Ji)

TAGAR.id, Seoul, Korsel - Seorang aktivis Korea Selatan (Korsel) mengatakan, 28 April 2022, ia mengirim satu juta selebaran propaganda dengan balon ke Korea Utara (Korut) pekan ini, sementara ia masih menghadapi pengadilan terkait aksi serupa tahun lalu.

Undang-undang baru mengkriminalisasi tindakan menyebarkan propaganda anti-Pyongyang. Undang-undang itu bisa menghukum pelakunya hingga tiga tahun penjara. Meski demikian, legislasi itu mengundang kontroversi. Para kritikus mengatakan pemerintah liberal Seoul mengorbankan kebebasan berbicara untuk meningkatkan hubungan dengan saingannya, Korea Utara.

Park Sang-hak, seorang pembelot Korea Utara yang menjadi aktivis, mengatakan, ia melanjutkan kampanye selebaran pekan ini setelah menghentikan kegiatan semacam itu selama satu tahun selama penyelidikan polisi dan pengadilan karena mengirim balon melintasi perbatasan pada April tahun lalu. Persidangan saat ini masih berlanjut dan belum ada putusan yang dikeluarkan.

Seorang jurnalis memegang selebaran anti-PyongyangSeorang jurnalis memegang selebaran anti-Pyongyang yang menampilkan Park Sang-Hak (tidak digambarkan), yang merupakan pembelot Korea Utara yang tinggal di Selatan dan seorang pemimpin kelompok sipil anti-Korea Utara. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Pada Senin dan Selasa, kelompoknya menerbangkan 20 balon besar yang membawa selebaran yang mengkritik program nuklir Korea Utara dan aturan keluarga Kim yang berlaku turun-temurun. Balon-balon itu melintasi perbatasan Korea yang tegang, kata Park.

Park mengatakan balon-balon itu juga berisi gambar presiden konservatif Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, untuk menunjukkan kepada warga Korea Utara perbedaan antara sistem pemilihan pemimpin Korea Selatan dan suksesi ayah-ke-anak di Korea Utara. Ia mengatakan ratusan buku kecil dan USB flash drive (media penyimpan portabel), yang memuat informasi tentang perkembangan ekonomi dan budaya Korea Selatan, juga dimasukkan ke dalam balon-balon itu.

“Korea Utara telah menipu kita. Mereka pernah mengatakan akan membatalkan program nuklirnya tetapi pemimpinnya Kim Jong Un dan (saudara perempuannya) Kim Yo Jong sekarang mengancam akan melancarkan serangan nuklir ke Korea Selatan dan komunitas internasional. Saya ingin mengutuk tindakan seperti itu,'' kata Park melalui telepon kepada Associated Press (AP). (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Tangkis Serangan Korut, Kapal Perang Australia Dipersenjatai Anti Rudal

Korea Utara Ledakan Kantor Penghubung Korea Selatan

Korut Buat Kurikulum Sekolah, 'Kekaisaran Terorisme Amerika Serikat'

Inggris Ikut-Ikutan AS! Sebut Kim Jong Un Sembrono, Mesir Tembak Rudal Anti Tank Korut

Berita terkait
Antisipasi Serangan Korut, Jepang Beli Jet Tempur F35 Amerika Serikat, Ini Videonya
Jepang membeli jet tempur F-35 dan rudal Standard Missile 3 (SM-3) Block 2A produksi AS yang dipasang di kapal perang Korsel bersistem pertahanan Aegis.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.