Situbondo - Bentrok antara warga dengan puluhan murid perguruan silat di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada Minggu, 9 Agustus 2020 kemarin, terus berlanjut hingga Senin, 10 Agustus 2020 dini hari.
Puluhan pemuda yang merupakan kelompok yang sama, kembali mendatangi Desa Kayuputih, Kecamatan Panji. Pemuda yang diduga berasal dari perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) kembali ke titik bentrokan awal, dan merusak puluhan rumah warga.
Tidak hanya rumah warga Desa Kayuputih yang menjadi sasaran. Sejumlah rumah milik warga Desa Trebungan, Kecamatan Mangaran, yang jaraknya hanya berbatas jalan raya, juga ikut menjadi sasaran aksi anarkis para pesilat tersebut. Sejumlah mobil milik warga desa juga menjadi sasaran.
Sudah murni perbuatan kriminal. Kami mohon agar aparat segera menindak tegas
“Saat itu saya baru saja pulang patroli di lokasi bentrokan, bersama Kepala Desa Kayuputih dengan dibantu TNI-Polri. Kami baru pulang sekitar pukul 01.00 WIB. Satu jam setelah aparat keamanan pulang, saya dapat laporan warga tentang adanya penyerangan tersebut,” ujar Kepala Desa Trebungan, Muhammad Hasan.
Baca juga:
- Polda Jatim Dalami Bentrok PMII dan Polisi Pamekasan
- Demo Tolak UU Omnibus Law di Makassar Berakhir Bentrok
- Bentrok di Tapanuli Selatan, 8 Warga Ditangkap
Hasan mengecam aksi brutal tersebut. Ia meminta petugas bertindak tegas terhadap para pesilat. Tindakan mereka dinilai sudah cukup lama meresahkan dan menebar teror ke warga.
“Ini berpotensi menjadi konflik horizontal. Sudah murni perbuatan kriminal. Kami mohon agar aparat segera menindak tegas,” tukas Hasan.
Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi bentrok antara warga Desa Kayuputih dengan sekelompok pemuda yang melakukan konvoi dan melewati jalan raya di desa tersebut.
Bentrokan dimulai saat warga menegur para pemuda peserta konvoi motor karena mengambil bendera merah putih yang dipasang di tepi jalan desa. Bendera tersebut dipasang di dekat kios bensin milik Zainal Abidin, warga desa setempat.
Tidak terima ditegur, para pemuda tersebut melakukan pengeroyokan terhadap warga desa. Tak hanya mengeroyok, para pemuda itu juga melemparkan batu kepada para warga lain yang hendak melerainya.
Lima orang warga desa menjadi korban luka. Zainal Abidin yang merupakan pemilik kios, menderita luka cukup parah di bagian wajah dan kepala bagian belakang.
Di pihak kelompok pemuda tersebut satu orang di antaranya menjadi korban luka. Dari informasi yang dihimpun, para pemuda tersebut baru saja merayakan upacara kenaikan sabuk di Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), salah satu perguruan silat terbesar di Jawa Timur. []