Akibat Longsor, Calon Makam Sultan HB X Ditutupi Terpal

Kompleks Makam Raja-raja Mataram Islam di Bukit Pajimatan, Kecamatan Imogiri, Bantul, yang longsor pada Minggu (17/3) lalu, saat ini masih dalam penanganan darurat sementara.
Kompleks Makam-makam Raja Mataram Islam di Imogiri yang longsor pada Minggu (17/3) dipasangi terpal untuk meminimalisir longsor susulan mengingat curah hujan masih tinggi. (Foto: Pusdalops BPBD DIY)

Bantul, (24/3/2019) - Kompleks Makam Raja-raja Mataram Islam di Bukit Pajimatan, Kecamatan Imogiri, Bantul, yang longsor pada Minggu (17/3) lalu, saat ini masih dalam penanganan darurat sementara. Lokasi yang longsor merupakan calon makam Raja Keraton Yogyakarta yang saat ini bertahta yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.

Area yang longsor berada di sisi timur sepanjang 50 meter longsor sedalam 100 meter. Penanganan yang dilakukan adalah dengan menutup area longsor dan retakan tanah dengan pemasangan terpal. Tujuannya meminimalisir terjadinya longsor susulan mengingat curah hujan masih tinggi.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengatakan, pemasangan terpal sekadar penanganan sementara untuk meminimalisir longsor susulan. 

"Terpal dipasang di atas titik longsor, dari sisi timur dan barat titik longsor," katanya, Minggu malam (24/3).

Baca Juga: Humanity Food Truck, Dapur Umum Mobile yang Sanggup Memasak 1.500 Porsi Makanan Siap Santap

Menurut dia, selain memasang terpal, juga menjahit dan merapikan terpal yang berada di Saptorenggo atau depan makam Sri Sultan HB IX. "Tim juga menjahit terpal sheet keempat untuk finishing. Tujuannya untuk menutup bagian terbawah longsoran dengan ukuran 20 meter x 30 meter," jelasnya.

Mantan Kepala Biro Humas Pemda DIY ini mengungkapkan, setelah terpal terpasang, lalu diberi pemberat agar tidak kabur. Pasalnya angin yang bertiup di atas bukit lumayan kencang.

"Petugas sedang menyiapkan pemberat dengan karung yang diisi material tanah atau pasir," kata dia.

Menurut dia, titik longsor pada Minggu (17/3) juga berpotensi terjadi tidak hanya dari guyuran hujan saja. Namun juga dari air yang mengalir dari lokasi yang ada di sekitarnya terutama saat hujan.

"Untuk mencegah aliran air masuk ke longsoran eksisting, rencananya akan dibuat saluran dari parkir timur makam baru. Tujuannya agar air tidak masuk ke longsoran yang sekarang serta tidak memicu longsor susulan," paparnya.

Menurut dia, Dinas Pekerjaan Umum DI Yogyakarta akan membuat drainase darurat dari area terpal ke sungai terdekat. 

"Saat hujan air dari lokasi yang ada di atasnya masuk drainase lalu ke sungai," imbuhnya.

Manager Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) BPBD DIY Danang Nursamsu menambahkan, penanganan darurat kompleks makam di kawasan cagar budaya ini dilanjutkan Senin (25/3). Tim yang terlibat personel TRC BPBD DIY 10 orang, didukung oleh relawan dari Save Rescue, PMI Bantul, SAR DIY, KSB Wukirsari serta rekanan BPBD DIY.

Sebagai informasi, tebing bukit yang  longsor itu, di atasnya ada bangunan baru yang merupakan calon makam Sri Sultan HB X. Anggaran untuk membangun bangunan sebesar Rp 5,9 miliar yang dianggarkan dari Dana Keistimewaan yang bersumber dari APBN. Pekerjaan proyek dikerjakan oleh PT Asti Wijaya.

Bencana banjir dan tanah longsor di Bantul pada Minggu (17/3) lalu menyebabkan lima orang tewas. Bencana tersebut juga memberi dampak terhadap 5.046 warga yang meliputi 14 kecamatan dan 35 desa.

Sedangkan lima korban meninggal adalah Painem (70) warga Numpukan, Desa Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Bantul, Siswosudarsono (56) warga Nogosari 2 RT 02 Selopamioro, Imogiri, Bantul, Sudiatmojo (80) warga Kedungbuweng, Wukirsari, Imogiri, Bantul serta Rufi Kusuma Putri (9) dan Eko Supatmi (45) keduanya warga Kedungbuweng, Wukirsari, Imogiri, Bantul. []


Berita terkait
0
Mensos Kobarkan Semangat Wirausaha Ribuan Ibu-ibu KPM PKH
Menteri Sosial Tri Rismaharini membakar semangat para penerima manfaat yang hadir di Pendopo Kabupaten Malang, Sabtu, 25 Juni 2022.