Jayapura - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini tak hanya merenggut nyawa manusia. Imbasnya juga sangat terasa pada sektor perekonomian. Demikian juga dengan Papua.
Sebut saja perhotelan, salah satu industri terdampak di provinsi paling timur Indonesia ini. Kondisinya sangat lesu. Ini terjadi semenjak social distancing diberlakukan pemerintah setempat lantaran merebaknya virus Corona di Bumi Cenderawasih. Ditambah lagi penerapan karantina diri di rumah untuk memutus rantai Covid-19.
Sejumlah hotel berbintang tutup sementara sejak 23 Maret 2020 lalu.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Papua, Syahrir Hasan megungkapkan sejumlah hotel di Papua tak beroperasi sementara lantaran tingginya biaya operasional ketimbang pendapatan yang diperoleh.
“Sejumlah hotel berbintang tutup sementara sejak 23 Maret 2020 lalu. Operasional hotel menyesuaikan kondisi atau status yang ditetapkan pemerintah. Apa lagi saat ini status telah naik dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. Masing-masing manajemen hotel hanya dapat menyesuaikan,” kata Syahrir lewat gawainya, Kamis 9 Maret 2020.
Ia menyebut, lebih dari 300 karyawan dari sejumlah hotel dirumahkan sementara lantaran sepinya tamu yang menginap. Sementara, soal penggajian karyawan tergantung kebijakan masing-masing manajemen hotel.
“Apakah mereka (karyawan) digaji penuh atau sebagian itu tergantung kebijakan masing-masing manajemen hotel. Tutup sementara ini untuk mengurangi biaya operasional, sekaligus melaksanakan anjuran pemerintah dalam pencegahan Covid-19 dengan social distancing,” jelasnya.
Sedangkan hotel yang masih beroperasi di tengah penanganan Covid-19, kata Syahrir, jam kerja karyawannya diatur membagi waktu tugas secara bergiliran.
Pantauan Tagar, Hotel Horison merupakan salah satu hotel yang masih beroperasi di tengah penanganan pandemi Covid-19 di Kota Jayapura. Dua lokasi hotel yang berdiri di Distrik Jayapura Utara dan Distrik Abepura itu masih buka dan melayani tamu seperti biasa, namun tampak sepi.
Eddy Soenarno Soerjaningrat selaku General Manajer Hotel Horison Jayapura mengaku jika pihaknya terpakasa harus memangkas gaji karyawan demi menekan biaya operasional hotel. Ia juga telah meminta keringanan biaya jaminan sosial karyawan, termasuk listrik dan pajak kepada otoritas terkait.
“Sangat terpaksa kami harus melakukan cuti tanpa dibayar sampai kondisi di Papua kembali normal. Ini berlaku bagi semua karyawan sampai level manajemen,” akunya dalam pesan singkat. []