Akhyar Nasution Ikhlas Tak Diusung PDIP di Medan

Akhyar Nasution, selaku kader PDIP mengaku ikhlas bila tidak diusung partainya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan.
Akhyar Nasution. (Foto: Facebook Akhyar Nasution)

Medan - Akhyar Nasution, selaku kader PDIP mengaku ikhlas bila tidak diusung partainya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan pada 9 Desember 2020 mendatang.

"Saya masih kader PDIP dan menjabat Wakil Ketua DPD PDIP. Dan saya masih menghadiri rapat pengurus partai di DPD PDIP pada Minggu, 19 Juli 2020 kemarin bersama Pak Djarot," ungkap Akhyar pada Senin, 20 Juli 2020 di kediamannya Jalan Intertip, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara.

Akhyar yang kini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan mengungkapkan, sebagai kader semula sangat berharap dan optimis akan mendapatkan dukungan dari PDIP di Pilkada Medan.

"Kini saya ikhlas karena menyadari tak bakal mendapatkan rekomendasi dari partai. Sebenarnya, jauh-jauh hari saya juga telah merasakan sinyal tak bakal didukung, tetapi saya tetap bertahan dan berharap ada pertimbangan di DPP PDIP. Saya juga punya prinsip tidak akan meninggalkan PDIP, kecuali saya yang ditinggalkan," ungkapnya.

Menyoal dukungan dari Partai Demokrat dan kemungkinan besar menyusul PKS, Akhyar mengutarakan, semula hanya berpikir di periode kedua apakah masih dipercaya oleh partai untuk mendampingi Eldin lagi atau tidak. Namun, ceritanya menjadi lain karena Eldin tersangkut kasus hukum.

"Saya jadi Plt dan kemudian kami memasuki masa pandemi Covid-19. Di tengah kesibukan menangani Covid-19 ini, mungkin ya kegiatan saya dipantau banyak pihak. Saya melihat adanya keinginan bahkan lebih sebagai desakan dari berbagai elemen masyarakat terutama sekali kader PDIP, untuk bersedia dicalonkan menjadi wali kota," tuturnya.

Di awal Akhyar mengaku tak menanggapi. Namun dorongan yang terus menderanya untuk melanjutkan kepemimpinan agar Kota Medan semakin jelas arah perbaikan dan pembangunannya.

Dia mengaku sadar kemudian, tanggung jawab untuk membenahi kota kelahiran orang tuanya, kota kelahirannya dan anak-anaknya. Kemudian dia mendaftarkan diri ke PDIP dan ke sejumlah partai lainnya.

Saya memandangi foto Bung Karno dan memegang bendera merah putih. Di situlah batin berkata untuk terus berjuang demi bakti bagi negeri dan untuk kota

"Nah, dalam perjalanannya mungkin sinyal dukungan PDIP yang semakin menjauh dari saya itu tertangkap oleh beberapa partai. PD, PKS dan PAN termasuk cukup tertarik untuk mengusung saya, namun belakangan PAN terlihat meninggalkan saya juga sehingga tersisa PD dan PKS," terangnya.

Akhyar NasutionAkhyar Nasution didampingi sang istri Ny Hj Nurul Khairani Akhyar dikediamannya menerima Petugas Pemutakhiran Data Pemilih dari KPU Medan. (Foto: Tagar/Istimewa).

Setelah hampir bisa dipastikan maju di Pilkada Medan dengan kompetitor dari partai yang membesarkannya, yakni PDIP, Akhyar merasakan bahwa itu adalah jalan atau takdir dari Tuhan.

"Saya berhari-hari gelisah, batin meronta dan tidak bisa tidur memikirkan saya maju di pilkada melawan PDIP. Tetapi selalu saja panggilan untuk membangun kota kelahiran lebih kuat karena banyak elemen yang meminta. Sampai satu malam di akhir Juni, memori masa kecil dibawa mendiang bapak ikut acara marhaen dan PNI seperti segar melintas. Kemudian saya memandangi foto Bung Karno dan memegang bendera merah putih. Di situlah batin berkata untuk terus berjuang demi bakti bagi negeri dan untuk kota. Setelah itu dada saya terasa plong, sangat lega dan saya sangat ikhlas jika PDIP tak merekom saya sebagai kadernya," bebernya.

Menyikapi dukungan dari Partai Demokrat dan kemungkinan besar menyusul PKS, Akhyar menyebutkan bahwa kedua partai pendukung itu memahami karakter dirinya.

"Saya tetap seorang marhaen yang hidup sederhana, mandiri, bekerja keras, menjaga kejujuran dan nasionalis sejati serta Akhyar yang Islami. Saya bersama PKS dan PD serta relawan akan membangun sinergitas dengan semua elemen lintas suku, agama, profesi, paguyuban, komunitas dan lainnya untuk menjadikan perjuangan Akhyar menuju Medan 1 sebagai perjuangan bersama. Kami ingin membentuk koalisi kerakyatan untuk mewujudkan Medan berkarakter," ucapnya.

Untuk diketahui, PKS di DPRD Medan memiliki 7 kursi dan Partai Demokrat menduduki 4 kursi. Koalisi dua parpol ini memungkinkan mengusung satu pasangan calon, yakni sebanyak 11 kursi. Anggota DPRD Medan hasil Pemilihan Legislatif 2019 sebanyak 50 kursi, sehingga Akhyar Nasution dapat dipastikan bisa maju di Pilkada Medan.

Pasal 40 Ayat (1) UU No 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota atau UU Pilkada menyebut syarat ambang batas pencalonan kepala daerah sedikitnya 20 persen jumlah kursi DPRD atau 25 persen akumulasi suara sah pemilihan anggota DPRD. []

Berita terkait
Optimistis Poros PKS Demokrat di Pilkada Medan
Poros atau koalisi PKS dengan Partai Demokrat dalam Pilkada Kota Medan 2020, diprediksi akan segera terwujud dan hanya menunggu waktu saja.
Pilkada Medan, Akhyar Nasution Mesra dengan PKS
Akhyar Nasution menyambangi pengurus PKS Sumatera Utara di kantor partai itu, Jalan Kenanga Raya, Kota Medan, dalam rangka pencalonan pilkada.
Dana Pilkada Medan Rp 108,7 M Belum Disedot Corona
Meski Pemko Medan, Sumatera Utara, telah melakukan refocusing anggaran untuk Covid-19, namun dana untuk Pilkada tidak terganggu.