Untuk Indonesia

Akhirnya Prabowo Jumatan Juga

Ramai tagar #Prabowojumatandimana setiap hari Jumat, tidak tahan juga timses untuk tidak memperlihatkan Prabowo sedang jumatan.
Denny Siregar penulis buku "Tuhan dalam Secangkir Kopi"

Oleh: Denny Siregar*

Akhirnya Prabowo salat Jumat juga.

Sesudah ramai tagar #Prabowojumatandimana yang hadir di setiap hari Jumat, tidak tahan juga timses untuk tidak memperlihatkan Prabowo sedang jumatan.

Padahal sejatinya tagar itu adalah bagian dari serangan balik dengan konsep Firehose of falsehood, yaitu propaganda berulang-ulang sehingga dipercaya menjadi kebenaran. Konsep ini yang sebenarnya sering dipergunakan oleh timses Prabowo dalam menaruh kepercayaan pada masyarakat awam, supaya tidak percaya pada pemerintahan Jokowi.

Timses Prabowo pasti terguncang ketika seruan "Salat Jumat" itu bergema di media sosial baik dalam bentuk status atau twit, meme bahkan kartun. Mereka takut masyarakat percaya bahwa Prabowo memang tidak jumatan, apalagi sesudah Prabowo diangkat jadi Presiden hasil ijtimak ulama versi mereka.

Lalu dirancanglah strategi Prabowo jumatan. Dan kali ini tidak diam-diam, langsung berupa instruksi partai untuk menghadiri (?) Jumatan bersama Prabowo dan dibuatlah pamflet untuk mengundang masyarakat sekitar.

Jelas saja netizen ketawa keras..

Timses Prabowo terpancing untuk melakukan blunder besar dengan mengabarkan Prabowo jumatan, apalagi pake instruksi dan pamflet segala.

Kenapa? Ya, karena budayanya memang tidak begitu. Bagi umat muslim di Indonesia, panggilan Jumatan selama datangnya Islam adalah dengan azan. Tapi karena ini masa kampanye, panggilan Jumatan malah dengan pamflet dan instruksi tertulis yang copynya menyebar kemana-mana.

Akhirnya Prabowo kembali jadi bahan bullyan. Gak Jumat salah, Jumat tambah salah. Saya yakin Prabowo sendiri tidak mampu bersikap dengan adanya blunder-blunder begini, karena dia juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Politisasi agama yang dulu terlihat menyeramkan akibat Pilgub DKI 2017 yang sampai mengusir mayat dari tempat ibadah akibat beda pilihan, sekarang direcehkan. Ditampilkan dengan gaya menghibur dalam bentuk kartun. Demokrasi menjadi menarik karena meskipun penuh dengan ejekan, tetapi tidak menjadikannya kasar.

Nah, sekarang kita tunggu pembuktian. Saat salat Jumat di Semarang, Prabowo yang biasa lincah dan senang berjoget terpaksa harus duduk bersila dan diam.

Sialnya lagi jika dapat khatib yang pengen cari panggung dengan berlama-lama ceramah. Walhasil, kepala Prabowo bisa terantuk-antuk kena angin sepoi-sepoi yang melenakan. Duh, mudah-mudahan tahan dan tidak malah selonjor keenakan berasa di Hambalang.

Semangat pak Prab, ini Jumatan perdana. Orang bilang, yang pertama pasti berat. Tapi lama-lama juga kebiasa.

Seruputtt....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait