Prabowo Jumatan, Pengurus Masjid Agung: Salat Biasanya Tidak Ada Pengumuman

Selama ini tidak pernah ada penyebaran pamflet ajak massa Jumatan di Kauman.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) ke-20 di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (6/2/2019). (Foto: Antara/Putra Haryo Kurniawan)

Semarang (Tagar 14/2/2019) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah (Jateng) tidak menyoal rencana calon presiden (capres) nomor urut dua (02), Prabowo Subianto melakukan ibadah salat Jumat (Jumataan) di Masjid Agung Semarang.

Namun, Bawaslu hanya mengingatkan agar tempat ibadah steril dari segala aktifitas berbau kampanye dari pihak manapun.

"Pada prinsipnya siapapun boleh Jumatan di masjid manapun, itu bukan ranah kami. Yang tidak boleh itu kampanye di masjid," tegas Koordinator Divisi Humas dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Jateng, Rofiuddin, kepada Tagar News, Kamis (14/2).

Terkait dengan selebaran pamflet, Roffiudin menilai itu tak lebih ajakan untuk salat Jumat. Pihaknya tidak menemukan ada indikasi yang mengajak masyarakat kampanye di Masjid Kauman. "Itu ajakan untuk Jumatan, yang khawatir itu kan teman-teman ta’mir masjid (Kauman). Dan ajakan Jumatan bukan ranah kami untuk menangani," imbuh dia.

Diketahui, capres Prabowo Subianto di pekan ini berkampanye di sejumlah wilayah di Jateng. Di Purbalingga dan Banjarnegara pada Rabu (13/2). Berlanjut ke Blora dan Grobogan, Kamis (14/2). Serta kampanye di Hotel Poo Semarang pada Jumat (15/2) sekira pukul 16.00 WIB.

Sebelum berkampanye di Hotel Poo, rencananya Prabowo Jumatan di Masjid Kauman. Ketua Pengurus Masjid Agung Semarang, KH Hanief Ismail, menyatakan pengurus tidak menolak kedatangan Prabowo untuk Jumatan di Kauman.

Hanya saja, ia dan pengurus masjid lain khawatir jika aktifitas Prabowo dan koleganya di Kauman akan berubah jadi ajang berbau kampanye. Sebab pada Selasa (12/2) datang pengurus Gerindra Kota Semarang yang menyampaikan rencana Prabowo datang ke Kauman untuk Jumatan.

Berlanjut penyebaran masif pamflet, termasuk di media sosial, yang isinya mengundang pendukung Prabowo Jumatan ke Kauman. "Kami tidak menolak Pak Prabowo Jumatan di Kauman. Hanya kami keberatan dengan pamflet yang berisi 'Hadirilah Salat Jumat bersama Pak Prabowo di Masjid Kauman'," terang dia.

Bagi Hanief, salat Jumat di Kauman harus disterilkan dari kepentingan politik. "Dan dengan adanya pamflet itu seakan-akan ini menjadi politisasi," ujar dia.

Penyebaran pamflet Prabowo Jumatan tersebut juga dianggap di luar kebiasaan. Selama ini tidak pernah ada penyebaran pamflet yang mengajak massa Salat Jumat di Kauman.

"Ini ada unsur apa? Kalau tidak unsur politik. Salat Jumat biasanya tidak ada pengumuman. Semua orang datang karena merasa kewajiban. Kita bikin pengumuman salat di Masjid Kauman hanya di salat Id saja. Seperti hadirilah salat Id bersama dengan khatib siapa," terang dia.

Ditambahkan Hanief, selama ini pihaknya juga tidak pernah menolak kehadiran kontestan pemilu datang ke Kauman, terlebih untuk menjalankan ibadah salat.

"Capres, cawapres, bahkan kemarin saat Pilgub, Pak Ganjar maupun Pak Sudirman Said juga kami terima. Dulu saat Pilwakot Semarang, datang Pak Hendi, Pak Marmo, kami tidak keberatan. Karena datangnya tidak bawa massa, tidak mengajak (massa) seakan-akan ada unsur kampanye atau politik di situ," tukas dia.

Baca juga: Benarkah Prabowo Dilarang Jumatan? TKN: Masjid Bukan Tempat Kampanye

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.