Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pertemuan antara dia dengan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Direktur Utama (dirut) PT Pertamina Nicke Widyawati membicarakan masalah impor minyak dan gas (migas) serta program campuran minyak nabati 30 persen ke bahan bakar minyak (BBM) jenis solar atau B30.
"Oh itu urusan migas. Urusan yang berkaitan dengan impor migas, B20, B30," kata Jokowi di Hotel Mulia Senayan Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019 seperti dilansir dari Antara.
Menurut Jokowi pembicaraan mengenai migas berkaitan dengan keinginan dia untuk menurunkan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan. Dengan demikian, Pertamina sebagai BUMN kata dia harus mampu mengendalikan impor migas dan menaikan lifting atau produksi migas dalam negeri, salah satunya dengan pembangunan kilang minyak.
"Sudah 34 tahun tidak bisa bangun, kebangeten. Saya suruh kawal betul dan ikuti terus progresnya," ujarnya.
Sebelumnya, Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa Jokowi memanggil dia dan Ahok ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 9 Desember 2019 untuk membahas kesiapan penerapan B30 di semua SPBU dan digitalisasi di SPBU.
"Kami akan menerapkan program itu agar bisa memonitor penyaluran BBM subsidi," tuturnya.
Sedangkan pembicaraan dengan Ahok terkait keinginan Jokowi memperbaiki defisit neraca perdagangan yakni melalui industri petrokimia dan memproduksi komoditas petrokimia sebagai substitusi impor.
"Kunci paling besar sektor petrokimia dan migas," ujar eks Gubernur DKI Jakarta tersebut. []