Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Kalimantan Timur Muhammad Idris menyampaikan agenda pribadinya, saat membacakan doa penutup pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam rangka HUT ke-74 RI Proklamasi Kemerdekaan, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat 16 Agustus 2019.
Awalnya, doa yang dibacakan ditujukan bagi untuk bangsa dan negara Indonesia. Jelang akhir doa, ia mulai berdoa untuk kelancaran pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan.
"Sekiranya pemindahan ibu kota Republik Indonesia itu Ya Rabb, sebagai solusi yang terbaik untuk mengatasi kesulitan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka mohon Ya Rabb bulatkan tekad para pemimpin kami, para pejabat kami, lembaga tinggi negara, para alim ulama, para cendikiawan, para cerdik pandai, masyarakat," ucapnya di depan sidang bersama DPD dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Ternyata, di akhir doanya Idris menyelipkan agenda pribadi yakni pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
"Khususnya untuk memindahkan di provinsi Kalimantan Timur sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," ujarnya.
Khususnya untuk memindahkan di provinsi Kalimantan Timur sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Saat pidato kenegaraan, Jokowi memang membahas pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan. Tapi ia tidak menyebutkan provinsi mana yang akan dijadikan ibu kota untuk Indonesia.
Jokowi hanya meminta izin pada anggota dewan untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan.
"Dengan memohon rida Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak Ibu Anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan," kata Jokowi. []