Jakarta - Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai juru bicara (jubir) terkait perkembangan dan penanganan virus corona di Indonesia.
Penunjukan Yurianto sehubungan dengan ditemukannya dua warga Depok, Jawa Barat, yang telah terinfeksi COVID-19. Keduanya adalah seorang ibu (64) dan putrinya (31), yang sebelumnya sempat menghadiri pesta dan melakukan kontak dengan WN Jepang.
"Pemerintah telah menunjuk jubir resmi untuk penanganan corona, yakni Dr Achmad Yurianto," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020.
Sejak pemulangan 238 WNI dari Provinsi Hubei, China ke Indonesia, Yurianto sudah rutin bertatap muka dengan sejumlah awak media untuk mengabarkan segala proses yang berjalan. Khususnya terkait perkembangan mereka kala menyelesaikan tahap observasi kesehatan di Natuna, Kepulauan Riau.
Sebelum di posisinya sekarang, Yurianto memulai kariernya sebagai Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya pada 1987. Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 11 Maret 1962, ini juga merupakan lulusan S1 Kedokteran di Universitas Airlangga tahun 1990.
Usai menamatkan studinya, Yurianto langsung ditugaskan di Kesehatan Daerah Militer IX Udayana Bali tahun 1991.
Di tahun yang sama, ia juga bertugas sebagai dokter Batalyon Infanteri 745/Sampada Yudha Bakti yang ditugaskan ke Dili Timor Timur.
Beberapa tahun kemudian, Yuranto dipercaya mengemban tugas sebagai Wakil Kepala Rumah Sakit tingkat II Dustira Bandung Jawa Barat pada 2006 dan Wakil Kepala Kesehatan Daerah Militer IV Diponegoro Semarang pada 2008
Tak hanya itu, pada 2009, ia menjabat sebagai Kepala Kesehatan Daerah Militer XI Pattimura Ambon Maluku dan Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi Pusat Kesehatan TNI pada 2011.
Kinerja Yurianto di setiap posisi yang diamanahkan kepadanya dilirik oleh Menteri Kesehatan saat itu, Nila Moeloek (2014-2019). Hingga pada 2015-2019, ia ditunjuk untuk menempati posisi sebagai Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Saat menjabat sebagai Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Yurianto pernah turun langsung ke sejumlah pusat bencana alam seperti pada saat gempa Lombok, tsunami Palu, dan Selat Sunda pada 2018.
Saat itu, di tengah kesibukannya menangani bermacam bencana alam di tahun 2018, Yurianto sampai mengaku tidak pernah pulang ke rumah. "Saya sampai lupa rumah saya di mana," kata Yurianto. []