Kulon Progo - Abrasi menjadi sebuah fenomena yang mengancam kehidupan masyarakat yang tinggal berdekatan dengan pantai. Di Kulon Progo, fenomena abrasi memicu makin dekatnya pantai dengan kawasan permukiman di Ring I Bugel, Panjatan.
Otomatis, abrasi juga memperpendek jarak bibir pantai dengan rumah warga. Padahal wilayah Ring I Bugel dihuni sekitar 100 warga, dengan 52 diantaranya adalah peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
Ini setelah pada pertengahan tahun 2016, deretan gumuk pasir, tanaman pandan dan cemara udang tergerus abrasi. Bahkan pada bulan Agustus 2018, terjadi banjir rob yang kemudian menyebabkan air masuk ke pemukiman warga. Tidak adanya tanaman yang menahan ombak pasang menjadi salah satu faktor utama penyebab.
Permasalahan yang dialami warga ini, kemudian mengetuk kepedulian pendamping PKH untuk mengusahakan sesuatu dalam upaya menjaga kelestarian alam. Dengan menggandeng komunitas Lindungi Hutan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan dan Kelautan, dilakukan penanaman pohon di bibir pantai.
Kegiatan penanaman tersebut juga sebagai pelestarian dan wujud cinta lingkungan.
Koordinator PKH kulon Progo Totok Hariyanta mengatakan ada 254 batang pohon yang ditanam. Rincinya, cemara udang sebanyak 118 batang, pandan laut sebanyak 86 batang, spinifex atau rumput gulung 25 batang, dan kangkung pantai sebanyak 25 batang.
"Kami juga membagikan 100 batang sengon dan jati pada warga," ucap Totok, Kamis, 16 Januari 2020.
Totok menambahkan, penanaman pohon tersebut merupakan perwujudan kepedulian pendamping terhadap masyarakat peserta PKH agar wilayahnya tidak terkena abrasi.
"Kegiatan penanaman tersebut juga sebagai pelestarian dan wujud cinta lingkungan," ujar Totok.
Sementara, Kepala Dinas Sosial PPPA Kabupaten Kulon Progo Yohanes Irianta mengharapkan tanaman tersebut bisa tumbuh baik dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya pencegahan pengikisan daratan oleh air laut.
"Kami mengajak warga setempat, dengan didukung pihak Desa Bugel dengan tim desa tanggap bencana dan juga nelayan TPI Bugel, agar bisa bersama-sama menjaga tanaman tersebut," ujarnya.
Yohanes Irianta mengharapkan gerakan peduli abrasi ini menjadi inspirasi sinergitas dan kerjasama yang baik di antara masyarakat, pemerintah desa, instansi terkait Kulon Progo maupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan.
"Untuk bersama ikut peduli dengan pelestarian alam, khususnya wilayah pantai," sebutnya. []
Baca juga:
- 19 Rumah di Sulsel Terancam Hilang Akibat Abrasi
- Abrasi Ancam Pemukiman Warga Jeneponto
- Terkikis Abrasi, 30 Keluarga di Pessel Kehilangan Rumah