Makassar - Tujuh pasangan mesum dan seorang wanita asal Jerman terjaring razia penyakit masyarakat oleh personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Makassar bersama Dinas Sosial (Dinsos) Makassar dibeberapa wisma dan penginapan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, saat perayaan malam velentine Kamis 13 Februari.
Sebanyak 10 penginapan dan wisma yang berada di kawasan Kecamatan Wajo dan Ujung Pandang, menjadi sasaran razia di malam Valentine yang kerap dijadikan sebagai ajang mesum.
Malam ini kita berhasil menjaring tujuh pasangan bukan suami istri.
Satu-persatu pintu kamar wisma digedor oleh petugas untuk memeriksa setiap penghuni kamar mulai dari identitas diri hingga mengecek status pernikahan yang ditemukan berduaan di dalam kamar. Alhasil, pihak Satpol PP menemukan sejumlah barang bukti berupa beberapa kondom dan pesan transaksi seks komersil melalui aplikasi Michat.
Selanjutnya, para pasangan mesum tersebut digelandang ke kantor Satpol PP Makassar untuk di data.
Kasatpol PP Makassar, Imam Hud mengatakan, bahwa pihaknya bersama Dinsos Makassar melakukan razia tersebut di malam Valentine ini beberapa wisma dan penginapan yang kerap dijadikan tempat mesum para muda-mudi, sehingga berhasil menjaring 21 orang.
"Malam ini kita berhasil menjaring tujuh pasangan bukan suami istri, ditambah tujuh wanita tanpa pasangan diduga merupakan pekerja seks komersial (PSK) yang sementara menanti pelanggannya," kata Imam Hud, Jumat 14 Februari 2020.
Selain itu, kata Imam turut terjaring seorang warga negara asal Jerman, lantaran ditemukan di dalam kamar wisma bersama seorang rekan prianya.
"Tapi setelah kita melihat kelengkapan berkasnya seperti paspor dan kelengkapan lainnya, sehingga kita lepaskan," tuturnya.
Setelah berhasil menjaring tujuh pasangan mesum bersama tujuh wanita yang diduga pekerja prostitusi online ini, kata Imam Hud pihaknya akan mengambil data dan memberikan pembinaan.
"Kita lakukan assessment kepada mereka yang terjaring razia. Ada satu orang masih umur 17 tahun terjaring. Tapi kita bersama Dinsos Makassar mendalami dugaan prostitusi online. Kemudian mereka kita akan berikan pembinaan dan memanggil orangtuanya untuk menjemput anaknya," ungkapnya. []