Yusuf Martak dari Lapindo ke Ketua GNPF Ulama

Yusuf Muhammad Martak merupakan sosok yang akrab dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama).
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) Yusuf Muhammad Martak (tengah) bersama bakal calon presiden Prabowo Subianto (kanan) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon (kiri) menunjukkan naskah pakta intregitas yang telah ditandatangani dalam acara Ijtimak Ulama II dan Tokoh Nasional di Jakarta, Minggu (16/9/2018). Ijtimak Ulama II yang digelar GNPF-U menyepakati dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019. (Foto: Antara/Nando)

Jakarta - Yusuf Muhammad Martak sosok yang kerap menghiasi layar kaca atau muncul dalam pemberitaan media massa. Ia semakin dikenal semenjak ada gelaran aksi bela Islam atau lebih formal disebut dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama). Tapi jika ditarik ke belakang, ia memiliki keterkaitan dengan semburan lumpur panas Lapindo.

Yusuf Martak merupakan mantan Vice Presiden PT Energi Mega Persada, perusahaan pemilik saham terbesar PT Lapindo Brantas. Sewaktu masih mewakili perusahaan Minyak dan Gas (Migas), pihaknya baru mampu menyediakan dana maksimal sebesar Rp 3,8 triliun untuk menangani semburan lumpur di Sidoarjo.

Pada 4 Desember 2007, Yusuf Martak dalam kapasitasnya sebagai Vice Presiden PT Energi Mega Persada Tbk memberikan janji ganti rugi cash and carry, dengan pembayaran 20 persen dibayar di muka dan 80 persen dibayarkan sebulan sebelum masa sewa kontrak dua tahun berakhir.

Janji Yusuf yang waktu itu tak kunjung terealisasi, hal itu membuat ribuan warga dari empat desa terdampak lumpur panas Lapindo melakukan aksi unjuk rasa dengan mencoba menerobos ke Bandara Djuanda, Surabaya.

Ribuan warga Kelurahan Siring, Jatirejo, Renokenongo (Porong) dan Kedungbendo (Tanggulangin) yang gagal menembus kawasan bandara, akhirnya melakukan aksi "pendudukan" gedung DPRD Sidoarjo.

Pada 26 April 2007, Kantor Berita Antara memberitakan Yusuf Martak dengan jabatan berbeda, yakni sebagai Direktur PT  Wahana Artha Raya, perusahaan properti yang dikabarkan akan bekerja sama dengan pihak Lapindo.

Dalam keterangan foto, Yusuf tampak tengah menunjukkan gambar permukiman kawasan terpadu Sidoarjo, yang diminati PT Minarak Lapindo Jaya untuk para korban lumpur panas Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jatim. Waktu itu, kawasan perumahan terpadu di Desa Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur dikabarkan akan dibangun di atas lahan 300 hektar-700 hektar.

Yusuf MartakDirut PT. Wahana Artha Raya Yusuf Muhammad Martak menunjukkan gambar permukiman kawasan terpadu Sidoarjo yang diminati PT. Minarak Lapindo Jaya untuk para korban lumpur panas Lapindo Brantas. (Foto: Antara/Hadiyanto/Koz/ama/07.

Lama tak terdengar, Yusuf Martak kembali muncul dan menjadi pembicaraan saat aktif dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNF-MUI) yang lahir jelang kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta digelar pada tahun 2017 lalu.

GNPF-MUI kian dikenal saat menginisiasi demonstrasi besar bertajuk Aksi 212 yang menuntut Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diadili lantaran dianggap menistakan agama.

Setelah berhasil membuat Ahok masuk bui, GNPF-MUI berubah nama menjadi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama). Nama Yusuf Martak kemudian mengemban jabatan penting di dalamnya. Tertanggal 12 Maret 2018, dia didapuk sebagai Ketua GNPF-Ulama menggantikan Bachtiar Nasir.

"Untuk mengefektifkan manajemen organisasi, GNPF-Ulama menjadikan kepemimpinan GNPF-Ulama bersifat kolektif kolegial dan secara bergilir melakukan rotasi dan reposisi tanpa ada pengurangan jumlah anggota pimpinan GNPF-Ulama," ujar Yusuf Muhammad Martak, selaku Ketua GNPF-Ulama yang baru dalam keterangan persnya di Tebet, Jakarta Selatan, Senin, 12 Maret 2018.

Di tangan Yusuf, GNPF-Ulama menghelat Ijtima Ulama II. Prabowo Subianto yang saat itu maju sebagai calon presiden di Pemilu 2019, didorong untuk membubuhkan tanda tangan pada 17 poin yang tertuang di Pakta Integritas, jika ingin didukung dan dipilih menjadi presiden.

Semuanya sudah terselesaikan dengan baik dengan ditandatanganinya Pakta Integritas oleh Calon Presiden Bapak Prabowo Subianto.

"Semuanya sudah terselesaikan dengan baik dengan ditandatanganinya Pakta Integritas oleh calon presiden Bapak Prabowo Subianto," ucap Ketua GNPF-Ulama Yusuf Muhammad Martak di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Minggu, 16 September 2018.

Dukungan GNPF-Ulama kepada Prabowo, membuat Yusuf mendapat serangan yang mengaitkan namanya kembali, sebagai orang yang terlibat dalam penanganan semburan lumpur panas Lapindo. Serangan tersebut kemudian dianggap fitnah oleh Martak.

"Saya pernah diminta menjadi Vice President bidang Government Relation di PT Energi Mega Persada sejak 2004 hingga akhir 2012 sehingga saya tidak tahu menahu soal hutang PT Lapindo Brantas," jelasnya.

Menurut Yusuf, perlu melakukan klarifikasi, lantaran dalam isu tersebut menyeret nama GNPF-Ulama yang menjadi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Kalau hanya menyerang saya pribadi tidak masalah, dan tidak akan saya tanggapi. Tapi ini terkait GNPF-Ulama yang di dalamnya ada ulama dan habaib, jangan sampai marwah GNPF ternoda melalui isu tersebut.

Terkait tudingan yang menyudutkan, Yusuf meminta pada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas penyebaran isu tersebut.

"Yang jadi Ketua GNPF selalu mengalami hal seperti ini, seperti saudara saya Bachtiar Nasir, saya mohon kepolisian dan pemerintah sebagai pemegang wewenang bisa menyelesaikannya, jangan karena saya oposisi terus dibiarkan," kata Yusuf.

Pasangan Prabowo-Sandiaga yang terindikasi bakal kalah di Pilpres 2019, membuat Ketua GNPF-Ulama Yusuf Muhammad Martak menyelenggarakan Ijtima Ulama 3 di Hotel Lor In, Sentul, Bogor, Jawa Barat yang diklaim melibatkan 1.000 ulama dan tokoh nasional. Pertemuan ini menyimpulkan terjadi kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif pada pesta demokrasi Pilpres 2019.

Terbaru, terdengar kabar akan digelar Ijtima Ulama ke-4, demi membahas kepulangan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dari Arab Saudi. Kali ini, diinisiasi oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan belum dipastikan apakah GNPF-Ulama yang dipimpin Yusuf Martak akan terlibat atau tidak.

Baca juga:

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.