Yossy Girsang: Strategi Mengatur Keuangan untuk Karyawan

6 langkah guna persiapkan masa pensiun menurut Penasihat Keuangan & Investasi Yossy Girsang di Webinar Investasi, Tagar Institute.
Webinar Investasi bertema “Strategi Mengatur Keuangan untuk Karyawan” pada Senin, 25 Januari 2021. (Foto: Tagar/Tangkapan layar Tagar)

Jakarta – Penasihat Keuangan & Investasi Yossy Girsang sampaikan 6 langkah yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan masa pensiun yang akan datang melalui Webinar Investasi bertema “Strategi Mengatur Keuangan untuk Karyawan” yang diadakan oleh Tagar Institute pada Senin, 25 Januari 2021.

Kalau Anda tidak memiliki investasi, akan ada masa di mana hidup kita akan lebih susah apalagi di masa pensiun. Maka dari itu, penghasilan besar memang penting tapi jauh lebih penting adalah seberapa banyak yang Anda invest.

Diantara karyawan, profesional, dan pengusaha siapa yang lebih kaya? Menurut Yossy jawaban yang paling tepat yakni yang investasinya paling banyak dan mindset tersebut harus dibangun sejak awal apapun profesinya.

“Kalau Anda tidak memiliki investasi, akan ada masa di mana hidup kita akan lebih susah apalagi di masa pensiun. Maka dari itu, penghasilan besar memang penting tapi jauh lebih penting adalah seberapa banyak yang Anda invest.” ucapnya.

Yossy GirsangPenasihat Keuangan & Investasi Yossy Girsang di Webinar Investasi bertema “Strategi Mengatur Keuangan untuk Karyawan” pada Senin, 25 Januari 2021. (Foto: Tagar/Tangkapan layar Tagar)

Yossy pun berikan contoh seperti Michael Jackson yang berkarir di dunia tarik suara, menurut majalah Forbes total penghasilannya mencapai lebih dari Rp 50 triliun. Mungkin orang akan berfikir di masa saat ini dengan penghasilan sebanyak itu, hartanya tidak akan habis tujuh turunan tapi fakta yang terjadi kehidupannya ternyata ditutup dengan hutang, ketika Michael Jackson jalani kasus di pengadilan terkait pelecehan seksual dia alami bangkrut dengan hutang sebesar minus Rp 5 Triliun.

Dikatakan olehnya, terdapat istilah yang namanya Sandwich Generation yakni warga negara atau masyarakat di usia kerja yang mana mereka berpenghasilan, tapi selain mereka bekerja mereka juga harus memenuhi kebutuhan anak-anaknya serta harus memenuhi kebutuhan dari orang tuanya.

Menurutnya, Sandwich Generation untuk suatu negara itu tidak bagus. “Negara itu akan sulit berkembang di negara maju, ekonomi yang lebih tinggi atau produk domestik bruto yang lebih tinggi. Ketika penghasilan masyarakatnya yang seharusnya mereka bisa mendevelop diri misalkan untuk investasi atau belajar namun mereka harus menopang keluarganya.” Kata Yossy.

“Tidak ada data yang valid tapi diperkirakan Sandwich Generation di Indonesia mencapai 70% dari 150 juta masyarakat Indonesia sehingga untuk bergerak atau bisa berkembang itu tidak mudah” tambahnya.

Tentunya kita sebagai manusia tidak dapat memilih untuk dapat lahir dari keluarga yang mana kita kehendaki namun kata Yossy, kita dapat memilih untuk membangun keluarga seperti apa untuk Anak nantinya kelak.

“Saya yakin ada yang masih kuliah atau akan menikah, baru bekerja atau sudah memiliki anak. Memang kita tidak dapat memilih lahir di keluarga seperti apa tapi yang menjadi tanggung jawab kita adalah bagaimana nanti kalau kita sudah selesai bekerja atau pensiun, kita dapat mandiri dan nantinya anak-anak kita juga dapat fokus untuk keluarganya.” ucapnya.

Tagar InstituteWebinar Investasi bertema “Strategi Mengatur Keuangan untuk Karyawan” pada Senin, 25 Januari 2021. (Foto: Tagar/Tangkapan layar Tagar)

Jika diberikan usia yang cukup semua orang akhirnya akan pensiun dan di saat itulah dibutuhkan yang namanya passif income. Dalam mengatur keuangan kata Yossy, misalkan pendapatan dalam sebulan Rp 10 juta maka bagilah 50% untuk kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan, asuransi kesehatan, serta transportasi. Kemudian, 30% untuk keinginan seperti liburan, menonton film, makan di luar. Lalu sisanya 20% adalah minimum untuk investasi dan saving.

“Ini adalah angka yang ideal yang mungkin tidak semua orang bisa, bahkan semakin bagus atau tinggi keuangannya maka nanti porsi investasinya akan lebih besar. Jadi misal tadi contohnya Rp 10 juta kalau pendapatannya naik jadi Rp 20 juta jangan langsung needs nya naik dari Rp 5 juta jadi Rp 10 juta enggak gitu. Makan ya sama-sama aja kecuali mungkin ada kebutuhan sekolah anak yang tinggi karena harus kuliah gitu ya. Tapi kalau bicara itu selisih 2-3 tahun dengan pengeluaran kurang lebih sama, itu jangan dinaikin begitu juga wants” jelas Yossy.

Harapannya dengan bertambahnya pendapatan, yang bertambah besar porsi budgetingnya adalah investasi dan saving. Karena biasanya saat pendapatan naik justru wants atau keinginannya yang meningkat.

Dikatakan Yossy terdapat 6 langkah yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan masa pensiun dengan gaya hidup yang sama persis ketika masih bekerja atau memiliki penghasilan aktif.

1. Dana darurat

Mempersiapkan dana untuk suatu hal yang tidak terduga seperti jika terjadi bencana alam. Yossy menyarankan jika saat ini belum memiliki dana darurat, minimal dana darurat dikumpulkan 2 bulan dari pengeluaran. Berdasarkan pengalaman dari sharing dengan client dan pengalaman di sekitar, Yossy menilai perlu sekali adanya dana darurat.

Misalkan saja ada musibah layaknya mengalami pemberhentian kerja maka untuk mendapatkan kerjaan baru tentunya membutuhkan waktu. Selama menunggu dalam mendapatkan kerjaan baru, tentunya membutuhkan dana untuk bertahan hidup disitulah dana darurat digunakan.

“Caranya gampang sekali, Anda hitung dalam 3 bulan terakhir pengeluaran yang utama-utama. Itu Anda total, rata-rata perbulan berapa dikali 2. Jadi kalau misal angkanya Rp 3 juta siapkan dana darurat minimal Rp 6 juta. Ini masih langkah pertama, nanti Anda bisa maju ke langkah ke dua bisa bangun lagi sampai 6 bulan”

2. Melunasi Seluruh Hutang Kecuali KPR

Tujuannya ketika sudah di usia pensiun dan tidak memiliki penghasilan bulanan lagi Anda sudah tidak memiliki lagi cicilan sama sekali atau debt free.

3. Memiliki Proteksi

Memiliki asuransi sangat disarankan oleh Yossy, minimal asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.

4. Investasi Minimal 10% dari Pemasukan

Jika baru mulai investasi minimal disarankan 10% dari income, lebih tinggi lebih baik namun jangan memaksakan diri, Yossy mengatakan harus tetap fun.

5. Selesaikan Hutang KPR

Semakin tua aset pribadi jangan terlalu banyak, mobil jangan terlalu banyak, dan rumah juga jangan terlalu besar. Menurutnya, hal tersebut tidaklah begitu dibutuhkan saat sudah memasuki usia tua terlebih anak juga sudah menjalani kehidupan berkeluarganya masing-masing.

6. Bangun Aset Produktif dan Berbagi

Dikatakan oleh Yossy mungkin banyak yang bertanya mengapa tidak berbaginya yang diutamakan?

“Ya, nggak masalah juga sih sebenarnya. Cuma balik lagi kalau kita bisa mapan dari sisi keuangan tentunya akan semakin banyak lagi yang bisa kita bagi, bantu keluarga kita, ada yang mungkin kesulitan atau mungkin sakit” ucapnya.

Yossy mengingatkan membangun aset ini merupakan langkah yang terakhir jangan dibalik-balik.

“Ketika kita membangun aset kemudian kita tidak memperkirakan hutang yang terjadi apa? Jika terjadi kendala dan masalah yang ada kita jatuh ke lubang yang lebih berat lagi dan itu bikin stres, bikin keadaan kita justru semakin terbebani” jelas Yossy Girsang. []

Berita terkait
Belajar SEO Bersama Charlie M. Sianipar di Tagar Institute
Berikut merupakan pengalaman belajar SEO di webinar jurnalisme bertema Strategi SEO, menembus halaman pertama Google dengan Charlie M. Sianipar.
Pengalaman Mengikuti Kelas Bahasa di Tagar Institute
Banyak ilmu yang disampaikan dalam kelas bahasa bersama Uu Suhardi di Tagar Institute, berikut penjelasannya.
Tagar Institute Gelar Webinar tentang SEO
Tagar Institute menggelar webinar bagaimana cara menembus halaman pertama Google dengan teknik SEO. Menghadirkan Master SEO Charlie M. Sianipar.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.