WHO Akan Lakukan Uji Klinis 3 Obat Covid-19

PBB menetapkan bahwa remdesivir dan hydroxychloroquine tidak membantu pasien yang dirawat di rumah sakit karena mengidap virus corona
Ilustrasi: WHO menetapkan bahwa remdesivir dan hydroxychloroquine tidak membantu pasien Covid-19 (Foto: voaindonesia.com/Official Page)

Jakarta – Organisasi Kesehatan Sedunia PBB (WHO - World Health Organization), Rabu, 11 Agustus 2021, mengatakan akan segera mulai menguji tiga obat yang sejauh ini dipakai untuk penyakit lain. WHO akan mencari tahu apakah ketiga obat itu dapat membantu pasien yang terinfeksi virus corona (Covid-19).

WHO mengatakan tiga obat yang saat ini sedang diteliti secara global akan dilanjutkan ke fase berikutnya. Fase itu akan mengidentifikasi kemungkinan ketiga obat itu untuk mengobati Covid-19.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan penelitian itu dalam pertemuan WHO di Jenewa. “Hari ini, kami dengan senang hati mengumumkan fase lanjutan uji coba solidaritas yang disebut Solidarity Plus. Dalam uji coba ini, tiga obat akan dites.”

Obat-obat yang sedang dites itu, menurut Ghebreyesus, dipilih oleh panel independen berdasarkan kemungkinan mereka mampu mencegah kematian pada orang yang dirawat di rumah sakit karena gejala serius Covid-19.

Ketiga obat itu adalah artesunate yang selama ini dikenal sebagai obat malaria, imatinib yang biasa digunakan untuk mengobati kanker, dan infliximab, yang digunakan pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan.

Dirjen WHO Tedros Adhanom GhebreyesusDirektur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: voaindonesia.com/AP)

"Kami memiliki banyak alat untuk mencegah, menguji, mengetes dan mengobati Covid-19, termasuk oksigen, deksametason, dan penghambat IL6, tetapi kami membutuhkan lebih banyak pasien dalam tahapan spektrum klinis, dari penyakit ringan hingga berat, dan kami membutuhkan pekerja kesehatan yang dilatih untuk menggunakannya dalam lingkungan yang aman," ujarnya.

Studi berkelanjutan WHO terhadap obat Covid-19 sebelumnya meneliti empat obat. Di antara temuannya, PBB menetapkan bahwa remdesivir dan hydroxychloroquine tidak membantu pasien yang dirawat di rumah sakit karena mengidap virus corona.

Penelitian WHO itu melibatkan ribuan peneliti dari ratusan rumah sakit di 52 negara (ka/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Tingkatkan Kapasitas Produksi Obat Terapi Covid-19
Menkes dorong agar sektor farmasi nasional meningkatkan kapasitas produksi obat terapi Covid-19 untuk kebutuhan nasional
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.