TAGAR,id, Jakarta - Karantina wilayah atau penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia mendorong para pemilik mobil tidak menggunakannya dan membiarkannya terparkir lama di garasi.
Kendati tidak terdengar beresiko, ternyata ada ancaman yang mengintai mobil kesayangan, yaitu adanya serangan sejumlah tikus ke ruang atau kap mesin mobil untuk bersarang.
Menurut Head of Aftersales & CS Operation Group PT MMKSI, Boedianto, dalam konferensi virtual pada Kamis (14/5/2020), khususnya bagi mobil yang parkir di tempat gelap, ini akan mengundang binatang pengerat ini untuk menetap di dalam mobil.
"Jika sudah demikian, bisa saja dia menggerogoti komponen mobil seperti kabel lampu, klakson bahkan mesin. Akibatnya tentu saja mobil akan mengalami kerusakan jika ada salah satu komponennya yang digigit oleh tikus ini," kata Boedi, dikutip dari Antara, Jumat, 15 Mei 2020.
Dia mengatakan komponen atau bagian yang paling mudah diserang tikus salah satunya adalah perkabelan/harness.
Jika harness utama terpotong, butuh perawatan lebih dan penyambungnya membutuhkan skill dan teknis sendiri karena ada ukuran dan ketebalan masing-masing.
Selain itu, belum lagi jika tikus menetap di bawah kap mobil, ada bau tak sedap dari kotoran tikus yang bersarang di mesin saat AC mobil dinyalakan.
Boedianto mengatakan terdapat sejumlah kiat yang bisa dilakukan untuk mencegah serbuan tikus-tikus ini.
"Dimulai dengan mencuci bersih mobil, hingga kolong dan kap mesin. Letakkan kapur barus di beberapa bagian mesin, tempatkan dengan cara menggantungnya. Beri bau tak sedap buat tikus seperti pembasmi hama, aroma peppermint, dan lain-lain," kata dia.
Tidak cuma tikus, binatang-binatang kecil seperti semut, atau kutu yang dapat merusak komponen kelistrikan juga berpotensi masuk lebih besar.
Untuk mencegahnya, jangan lupa untuk membersihkan sisa makanan dan minuman di dalam kabin kendaraan.
"Caranya dapat dengan di vacuum atau dilap dengan kain lembab," ujar Boedianto.[]