Makassar - Salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan di masyarakat adalah karies gigi. Ketua Kolegium Kedokteran Gigi Anak Indonesia, Prof. Seno Pradopo mengatakan, permasalahan karies gigi tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat pula terjadi pada anak.
“Gigi anak lebih kecil dan rapuh. Ini menjadi salah satu penyebab resiko karies tinggi pada anak yang biasa kita temukan pada gigi susu, gigi bercampur maupun gigi permanen,” kata Seno dalam kuliah umumnya di Universitas Hasanuddin, Selasa, 28 Januari 2020.
Guru Besar Universitas Airlangga ini menjelaskan, bahwa salah satu cara penanggulangan karies adalah dengan membuang jaringan karies dan menutupnya dengan bahan restorasi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi struktur gigi yang rusak.
Gigi anak lebih kecil dan rapuh. Ini menjadi salah satu penyebab resiko karies tinggi pada anak.
“Kita mengenal beberapa bahan restorasi yang bisa digunakan seperti amalgama, Composite Resin atau Glass Ionomer Cement (GIC),” ujarnya.
Diantara beberapa pilihan bahan restorasi tersebut, Seno menyebut GIC tetap menjadi pilihan pertama restorasi pada gigi anak. Beberapa alasan pemilihan adalah resiko karies kedua minimal, warna menyerupai gigi, menyerap dan menyimpan fluoride.
Untuk mencegah agar tidak terjadi karies pada gigi, selain rajin menggosok gigi, juga agar menghindari makanan manis dan bertekstur lengket dan memilih sayuran dan buah. Makanan manis dapat mengakibatkan hilangnya mineral yang terdapat pada gigi dan akan menyebabkan gigi berlubang.
Tak hanya itu, perlu juga untuk rutin melakukan scaling gigi di dokter gigi guna terhindar munculnya plak gigi yang berujung pada karies gigi. []