Sibolga - Seekor bangkai ternak babi ditemukan di sungai Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Sabtu 21 Desember 2019.
Tampak bangkai babi yang posisinya tersangkut di bebatuan sungai, berada persis di belakang Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Sibolga diduga sengaja dibuang pemiliknya.
Kepala Lingkungan IV, Kelurahan Aek Parombunan, Sudin Turnip, menduga bangkai hewan tersebut merupakan milik warga yang bermukim di sekitar bantaran hulu sungai.
Meski telah menanyakan langsung kepada peternak babi di lingkungannya, namun tidak ada satu pun mengakui telah membuang ternak yang mati ke sungai.
“Di bawah pembuangan sampah itu, rata-rata orang memelihara B2 (babi). Saya sempat marah mengatakannya kepada mereka tadi, kenapa di sungai dibuang, tapi tidak ada yang mengaku,” katanya.
Sudin juga mengungkapkan kekesalannya, karena tidak satu pun warga peternak babi yang bersedia diajak mengevakuasi serta mengubur bangkai yang ada di sungai, dengan alasan, takut tertular virus hog cholera yang diduga penyebab kematian babi tersebut.
Saya rasa, yang bermukim di hulu ini, karena mati, mungkin dihanyutkan mereka di sungai
Proses evakuasi dan penguburan pun terpaksa dilakukan Sudin bersama keluarganya, serta dibantu beberapa warga.
“Tak ada yang mau, semua takut kena virus. Padahal sudah saya terangkan, virus itu tidak bisa tertular ke manusia,” ucap Sudin.
Sementara itu, Wakil Kepala MTs Negeri Sibolga, Muswardi mengatakan, awalnya bangkai tersebut ditemukannya pada pagi hari.
Ia menduga, bangkai hewan ternak berasal dari hulu sungai yang sengaja dibuang oleh pemiliknya.
“Saya rasa, yang bermukim di hulu ini, karena mati, mungkin dihanyutkan mereka di sungai. Karenakan, ada peternakan babi di atas sana, seharusnya dikubur atau dibakar merekalah, sehingga tidak terjadi pencemaran di sungai,” tutur Muswardi.
Guna mencegah pencemaran lingkungan, Dinas Perikanan Ketahanan Pangan dan Peternakan Kota Sibolga juga telah memberikan penyuluhan kepada warga untuk tidak membuang hewan ternak yang mati ke sungai.
“Memang di sungai ini baru sekali ditemukan bangkai babi, namun setelah ada kejadian di daerah lain, sebelumnya sudah ada juga penyuluhan ke warga dari Dinas Peternakan,” kata Sudin menambahkan.[]