Kota Cimahi – Sebanyak 177 warga salah satu rukun tetangga (RT-unit terkecil di kelurahan) di Kelurahan Karangmekar, Kota Cimahi, Jawa Barat, berpotensi terpapar virus SARS-CoV-2 (Covid-19) karena mereka pernah kontak (close contact) dengan seorang pasien positif Covid-19.
RT tersebut jalani Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM), setelah seorang warganya dinyatakan positif Covid-19 dan kontak dengan warga. Tidak seperti yang terjadi di daerah lain, di tempat ini justru muncul soliditas warga dalam menghadapi PSBM.
Sri Indriastuti, salah seorang kader PKK Kelurahan Karangmekar, jadi sukarelawan. Sri bersama 15 kader PKK Kelurahan Karangmekar setiap hari menyediakan 600-an nasi kotak untuk 177 warga yang menjalani isolasi mandiri. "Kami mulai memasak di dapur umum (yang terletak di kantor Kelurahan Karangmekar) dari pagi sampai sore, karena harus menyediakan makan pagi, siang, dan malam bagi warga yang ikut PSBM," kata Sri, 8 Juni 2020.
Sedangkan Sidik Hamzah, anggota Karang Taruna Kelurahan Karangmekar, ikut menyukseskan PSBM dengan menyalurkan bantuan makanan. Bersama sejumlah rekannya, Sidik gantian setiap hari membantu warga yang menjalani isolasi mandiri dalam lingkup PSBM.
"Pemuda di sini ikut serta. Ada yang menyalurkan makanan. Ada yang menyemprot disifektan. Ada juga yang menjadi pintu masuk gang, mengecek suhu dan memeriksa warga yang keluar-masuk," kata Sidik.
Lurah Karangmekar, Kota Cimahi, Muhammad Nur Efendi, mengatakan ketersediaan stok sembako dan alat pelindung diri (APD) bagi sukarelawan tidak hanya dari pemerintah, tapi juga banyak warga, baik komunitas maupun perorangan, yang menyalurkan bantuan, termasuk APD.
Soliditas warga, menurut Efendi, terbentuk karena pemahaman bahwa Covid-19 adalah musuh bersama. Dia pun menegaskan kepada warganya untuk tidak memberikan stigma kepada pasien positif Covid-19 maupun warga berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).
"Banyak kelompok yang bergerak untuk memberikan bantuan baik materi maupun logistik. Gugus Tugas Provinsi juga menyalurkan beras, lauk pauk, masker, tempat cuci tangan, dan disinfektan. Kami utamakan itu untuk warga yang bertugas di lapangan," kata Efendi.
Sebanyak 177 warga yang berisiko tertular Covid-19 itu, pada Jumat, 5 Juni 20, mengikuti tes swab dengan metode reaksi rantai polimerase (PCR). Dari 177 warga yang tes ada 143 yang hasil tesnya negatif. Mereka sudah tidak jalani isolasi mandiri. Maka, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, beserta Camat Cimahi Tengah, dan Lurah Karangmekar didampingi Danramil beserta Bhabinkamtibmas membuka akses jalan masuk bagi warga yang sebelumnya ditutup untuk isolasi.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Berli Hamdani, mengatakan penanganan berskala mikro dengan melakukan isolasi secara intensif di desa/kelurahan yang masuk daerah rawan dapat mengefisienkan sumber daya manusia (SDM) dalam penanggulangan Covid-19. (Rep Pun/jabarprov.go.id). []
