Warga Palestina di Yerusalem Sambut Ramadan dengan Pesta Cahaya

Sejumlah dari mereka terlihat bersenda gurau dan bercakap-cakap, sejumlah lainnya asyik menyanyi dan memainkan beragam alat musik
Warga Palestina berkumpul di luar gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem, pada hari pertama bulan suci Ramadan, 2 April 2022 (Foto: voaindonesia.com - Menahem KAHANA/AFP)

TAGAR.id, Yerusalem – Kawasan Kota Tua di Yerusalem menyelenggarakan pesta cahaya pada awal bulan Ramadan. Lampu menyala di mana-mana, menerangi jalan-jalan sempit, di mana orang-orang berjalan sambil bernyanyi dan memainkan alat musik, menyambut kehadiran bulan suci umat Islam itu.

Riuh rendah suara orang dan musik terdengar hingga kejauhan. Ratusan orang terlihat berjalan berduyun-duyun dipenuhi rasa suka cita. Sejumlah dari mereka terlihat bersenda gurau dan bercakap-cakap, sejumlah lainnya asyik menyanyi dan memainkan beragam alat musik. Suasana pandemi Covid-19 sama sekali tidak tercermin. Orang-orang berkumpul tanpa menjaga jarak atau bahkan mengenakan masker.

Senin, 4 April 2022, malam waktu setempat, atau hari ketiga Ramadan di Yerusalem, lain dari biasanya. Kawasan Kota Tua-nya terlihat terang-benderang. Semua lampu di kawasan itu seolah dinyalakan.

perempuan tinggalkan kompleks Masjid Al AqsaPerempuan bercadar meninggalkan kompleks Masjid Al Aqsa melewati sekelompok polisi Israel pada hari kedua bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Minggu, 3 April 2022 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Maya Alleruzzo)

Tujuan orang-orang di sana hanya satu, yakni berkumpul di pusat komunitas Burj Al-Laqlaq, dekat Masjid al-Aqsa, dan menyaksikan bersama-sama acara penyalaan sebuah lentera raksasa.

Hussam Abu Esheh, seorang seniman Yerusalem yang terlibat dalam penyelenggaraan acara itu menjelaskan makna penyalaan lentera raksasa itu.

“Hari ini dari sini, dari Yerusalem, dari Kota Tua, dekat masjid Al-Aqsa, dari Burj Al-Laqlaq, kami menyalakan lentera Yerusalem untuk menerangi jalan bagi seluruh alam semesta dan seluruh umat manusia, serta menyebarkan energi positif dari kota ini, terlepas dari rasa sakit, penindasan dan penderitaannya. Kota ini akan terus bertahan atas izin Tuhan, menerangi jalan ke seluruh bagian dunia dan atau seluruh umat manusia," komentarnya.

Ketegangan meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah sejumlah orang Palestina menewaskan 11 orang Israel dalam beberapa serangan terpisah.

Dalam konflik Israel-Palestina, Ramadan sering menjadi periode peningkatan gesekan dan konfrontasi. Bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel di sekitar Kota Tua selama Ramadan tahun lalu memicu terjadinya perang 11 hari antara Israel dan kelompok militan Islam Hamas di Jalur Gaza pada bulan Mei.

jual balon di palestinaWarga Palestina menjual balon di luar gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem, pada hari pertama bulan suci Ramadan, 2 April 2022 (Foto: voaindonesia.com - Menahem KAHANA/AFP)

Pihak berwenang Israel berusaha untuk menghindari terulangnya kekerasan tahun lalu selama Ramadan tahun ini.

Para pemimpin Israel, Yordania dan Palestina telah mengadakan banyak pertemuan dalam beberapa pekan terakhir, dan Israel telah mengumumkan serangkaian isyarat niat baik, dalam upaya menjaga ketenangan selama Ramadan.

Israel merebut Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Jalur Gaza, dalam perang Timur Tengah pada tahun 1967. Israel kemudian mencaplok Yerusalem Timur, sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

Palestina mengusahakan Tepi Barat dan Gaza sebagai bagian dari negara merdeka mereka pada masa depan, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya (ab/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Konflik Yerusalem Kembali Terulang di Bulan Ramadan

Amerika Dukung Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas

Faksi Hamas dan Fatah Bahas Rekonsiliasi Palestina di Mesir

Siapa yang Bisa Pimpin Mediasi Konflik Israel dan Palestina?

Berita terkait
Konflik Yerusalem Kembali Terulang di Bulan Ramadan
Setiap malam di bulan Ramadan bentrokan terus terjadi di Yerusalem Timur antara polisi Israel dan warga Palestina
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja