Warga Kota Malang Masih Kesulitan Garam Beryodium

Masyarakat Kota Malang dan sekitarnya masih kesulitan mendapatkan garam beryodium yang biasa dijual pedagang di warung-warung atau kios hingga pasar.
Wahyu Setianto (kanan) selaku Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang. (Foto: Felix)

Malang, (Tagar 31/7/2017) - Masyarakat Kota Malang dan sekitarnya masih kesulitan mendapatkan garam beryodium yang biasa dijual pedagang di warung-warung atau kios hingga pasar.

Wartawan tagar.id yang melakukan pantauan di beberapa pasar Kota Malang, antara lain di pasar tradisional Landungsari dan Dinoyo, sempat berbincang-bincang dengan pedagang dan pembeli.

Aminah (37) seorang pembeli yang tengah mencari garam mengeluhkan akan kesulitan mendapatkan stok garam dapur yang baik. Akibatnya, harga garam dapur semakin tinggi.

“Sudah beberapa minggu ini, bahkan hampir sebulan, saya sulit sekali mendapatkan garam beryodium. Harga yang dijual di pasar atau di kios-kios atau warung bukanlah garam yang baik. Saya takut kalau salah membeli garam,” kata Aminah.

Mukhtar, salah satu penjual garam di pasar Landungsari mengungkapkan, penyebab terjadinya kelangkaan garam beryodium atau garam halus telah berlangsung sejak Lebaran. Hal ini membuat masyarakat beralih ke garam grasak.

“Dengan harga yang melonjak dari biasanya hanya sekitar Rp 1.500 sampai Rp 2.000 itu, para produsen garam grasak memperbanyak jumlah produksi. Mumpung langka, akhirnya banyak yang produksi garam grasak. Selain bisa dipakai masak, bisa buat para pelaku usaha juga, misalnya buat ikan asin,” ungkap Mukhtar.

Berbeda dengan Aminah, Fransiska salah satu pembeli garam lainnya mengaku terpaksa membeli garam grasak karena memang sebagai kebutuhan penyedap masakan.

“Tidak ada pilihan lagi, selain garam grasak, mas. Tak apa-apa asalkan, bisa dapat garam. Cuman hasilnya tentu tak semaksimal seperti garam beryodium. Daripada gak dapat-dapat, ya lebih baik dibeli saja untuk mengawetkan makanan yang mau dipasarkan,” kata dia.

Sementara itu, Wahyu Setianto selaku Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang, mengungkapkan, hingga kini pihaknya masih berpikir mencarikan solusi terbaik untuk mengatasi kelangkaan garam. Namun pihaknya juga belum bisa memprediksi kelangkaan garam akan terjadi sampai kapan.

“Kita akan berupaya akan mencarikan solusi terkait kelangkaan garam ini dengan melakukan impor. Hampir semua pasar yang ada di Kota Malang mengalami kelangkaan. Kami masih terus berkoordinasi dengan pihak Kementerian Perdagangan terkait masalah ini,” ucapnya. (flx)

Berita terkait
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina