Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara menilai perekonomian nasional yang mengalami pertumbuhan negatif sebenarnya sudah diprediksi sejak Maret 2020. Tepatnya saat kasus pertama Covid-19 di Indonesia.
"Ketika kita membayangkan perekonomian, ini akan berada dalam tekanan atau negatif, kita sudah membayangkan hal ini terjadi sejak Maret yang lalu," kata Suahasil dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa, 29 September 2020.
Terjadi penurunan aktivitas kegiatan ekonomi, konsumsi, investasi, produksi ekspor impor, dan seterusnya.
Bahkan, kata Suahasil, tanda-tanda perekonomian Tanah Air akan mengalami tekanan sangat dalam juga sudah mulai dirasakan sejak pandemi Covid-19 menekan ekonomi China, Italia, dan sejumlah negara di Eropa lainnya. "Ketika itu, ketika Maret kita memperkirakan bahwa Indonesia juga kena," ucapnya.
Alhasil, Indonesia ikut mengalami kontraksi perekonomian, seperti negara-negara lain di kuartal II tahun 2020 dengan tekanan mencapai minus 5,32 persen. Menurut dia, ini lantaran adanya usaha untuk menahan penularan Covid-19 dengan mengurangi interaksi dan kegiatan yang memiliki risiko menularkan virus sehingga perekonomian menjadi tertekan dan terdampak.
"Terjadi penurunan aktivitas kegiatan ekonomi, konsumsi, investasi, produksi ekspor impor, dan seterusnya," ujar Suahasil.
Namun, kata Suahasil, tetap berharap kuartal III tahun 2020 ini bisa membaik dibandingkan kuartal II meski masih berada di zona negatif. Sejauh ini, perbaikan tersebut terus diupayakan melalui pengelolaan anggaran untuk membantu masyarakat dalam mengatasi dampak Covid-19 lewat program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Kami merasa tantangan kita adalah di dalam pelaksanaan programnya. Kita harus memastikan alokasi anggaran tersebut diserap dan direalisasikan sesuai ketentuan tapi juga tepat dalam penyaluran," tutur Suahasil. []
- Baca Juga: Ramalan World Bank , Ekonomi Indonesia Pulih Agustus
- Duh, Sri Mulyani Taksir Ekonomi Indonesia Minus 3,8%