Wamen LHK Kunjungi Agroforestri Hutan Bambu di Flores NTT

Wamen LHK Alue Dohong melakukan kunjungan kerja ke Pulau Flores NTT untuk mengecek potensi hutan bambu.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong. (Foto:Tagar/KLHK)

Nusa Tenggara Timur – Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama 4 hari mulai tanggal 14 sampai 17 Desember 2020. Kunjungan ini, sebagai dukungan pemerintah atas usaha budidaya bambu yang kini dikembangkan oleh masyarakat bersama Yayasan Bambu Lestari di Kabupaten Ngada NTT.

Bambu selain memiliki nilai ekonomi juga mempunyai nilai lingkungan dan konservasi karena dapat menyerap karbondioksida yang disimpannya di akar, batang dan daun bambu sehingga lingkungan setempat akan terasa dingin dan sejuk seperti di Kabupaten Ngada.

Wamen Alue Dohong mengatakan, tujuan kunjungannya ke Kabupaten Ngada untuk mengecek potensi hutan bambu yang telah dilakukan oleh masyarakat bersama Yayasan Bambu Lestari, sebab bambu menjadi salah satu perhatian Presiden Joko Widodo untuk dikembangkan menjadi green economy.

"Bambu selain memiliki nilai ekonomi juga mempunyai nilai lingkungan dan konservasi karena dapat menyerap karbondioksida yang disimpannya di akar, batang dan daun bambu sehingga lingkungan setempat akan terasa dingin dan sejuk seperti di Kabupaten Ngada yang dingin ini pasti salah satu pengaruhnya karena peranan hutan bambu, sehingga potensi bambu di Kabupaten Ngada yang luar biasa ini perlu kita dorong untuk menjadi bagian dari proses rehabilitasi daerah aliran sungai," ungkapnya.

Wamen Alue Dohong menjelaskan, sekitar 8.000 hektare tanaman bambu telah tertanam hari ini dan Kementerian LHK menyediakan pembibitan hingga 100.000 bibit untuk tahun 2020 dan dapat ditingkatkan lagi pada tahun 2021.

Menurutnya, nilai ekonomi bambu sangat tinggi, salah satunya dapat dilihat dari sebuah green village di Bali, dengan rumah-rumah dan hotel penginapan yang semuanya dari bambu mulai dari atap, tiang, kamar tidur, tempat wastafel, sampai toilet pun dilapisi bambu dengan kualitas yang sangat bagus.

Alue DohongWakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, melakukan kunjungan kerja ke Pulau Flores NTT untuk mengecek potensi hutan bambu. (Foto:Tagar/KLHK)

"Nilai ekonomi bambu sangat tinggi tidak hanya untuk furniture tapi mulai dari pembangunan rumah dan souvenir, apalagi di NTT merupakan salah satu Provinsi yang dikembangkan destinasi pariwisata super prioritas di Labuan Bajo mestinya hotel-hotel, restoran ke depannya memakai produk-produk dari bambu yang sudah diolah sedemikian rupa dengan kualitas tinggi. Peluang sangat banyak maka potensi hutan bambu di Kabupaten Ngada ini ke depannya dapat menjadi sentra bambu nasional," tegasnya.

Selanjutnya, Wamen Alue Duhong juga mengunjungi Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Tujuh Belas Pulau di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada. Kawasan konservasi ini, dikelola oleh Balai Besar KSDA NTT dengan luas 7.303,16 hektare berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No.3911/MENHUT-VII/KUH/2014.

Sebagian besar pulau-pulau di TWAL Tujuh Belas Pulau merupakan bukit dengan padang Savana serta perairan laut yang jernih dan indah alami. Keindahannya semakin lengkap dengan adanya Biawak Komodo di Pulau Ontoloe serta hutan mangrove yang menjadi habitat ribuan kelelawar.

Di NTT, tak lupa Wamen Alue Dohong meninjau lokasi padat karya penanaman mangrove (PKPM) di Desa Langkosambi Timur, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Menurutnya, PEN di NTT telah berhasil sebab penanaman telah mencapai 631 hektare dari target semula 500 hektare dengan dukungan anggaran sebesar 13 miliar rupiah dan anggaran tersebut telah direalisasi 99,9 persen.

"Berarti sukses untuk NTT karena seluruh anggaran terserap," Sebutnya saat melakukan penanaman mangrove di lokasi PKPM Kamis, 17 Desember 2020.

Program PEN NTT melalui padat karya penanaman mangrove, terdapat di 17 kabupaten yang dikerjakan oleh 56 kelompok masyarakat atau 2.078 orang. Untuk program penanaman di Langkosambi Timur, sesuai laporan Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Benain Noelmina, seluas 50 hektare, menggunakan pola pengkayaan 1.000 batang per hektare.

Wamen Alue Duhong menegaskan, ekosistem mangrove sangat penting yakni menyerap karbondioksida dan sebagai penyangga jika terjadi gelombang tsunami. Pengalaman tsunami di Aceh, kampung-kampung dengan kondisi mangrove yang bagus, kerusakan bangunan dan infrastruktur serta korban jiwa sangat kecil.

Namun, daerah-daerah yang mangrovenya dibuka seluruhnya untuk tambak, justru kehancurannya sangat besar. Jadi sebetulnya mangrove ini sebagai buffer zone atau zona penyangga apabila terjadi gelombang tsunami. []

Berita terkait
KLHK, Kembali Meraih Penilaian Badan Publik Informatif
KLHK kembali dinobatkan sebagai Badan Publik Kementerian dengan kualifikasi Informatif pada tahun 2020 dari Komisi Informasi Pusat.
KLHK: PT BMMI Terduga Perusak Pantai Terancam Denda Rp 10 M
KHLK mengatakan, PT BMMI diduga terlibat kasus reklamasi pantai tanpa izin, dengan menambah daratan secara ilegal di Bangka Belitung.
KLHK: Lima Orangutan Dapat Rumah Baru
Sebanyak 5 orangutan dilepasliarkan di kawasan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.