Wajib Tahu! Ini 5 Karakteristik Aset Tetap

Ada sejumlah karakteristik aset tetap yang membedakan jenis tersebut dengan macam aset lainnya. Apa saja?

Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Aset tidak lancar atau aset tetap adalah properti yang dimiliki perusahaan dan memiliki manfaat jangka panjang. Secara umum, segala harta benda yang termasuk ke dalam jenis-jenis aset tetap bukan sesuatu yang dapat diubah menjadi uang tunai dalam sekejap mata atau hitungan setahun, tapi perlu beberapa tahun.

Ada sejumlah karakteristik aset tetap yang membedakan jenis tersebut dengan macam aset lainnya. Apa saja? Berikut beberapa poin yang menunjukkan karakteristik aset tetap yang harus kamu tahu.

1. Bersifat tidak likuid

Karakteristik pertama yang paling menonjol dari contoh aset tetap adalah bersifat tidak likuid. Hal tersebut berkaitan dengan konvertibilitas barang yang termasuk ke dalam jenis-jenis aset tetap. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa kekayaan aset tetap sulit untuk diubah ke dalam bentuk uang kas dan sejenisnya.

2. Periode manfaat lebih dari satu tahun

Aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang punya masa atau periode manfaat lebih dari satu tahun. Dalam arti lain, contoh aset tetap yang dimiliki suatu badan harus bisa digunakan setidaknya satu tahun dalam satu kali masa operasional.

3. Digunakan dalam operasional dan menambah pendapatan

Berhubungan dengan ciri sebelumnya, maka aset tetap adalah barang-barang yang dapat digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Dengan begitu, aset tetap juga merupakan sumber tambahan bagi pendapatan yang masuk.

4. Contoh aset yang dapat disusutkan

Mayoritas dari contoh aset tetap adalah sesuatu yang mengalami depresiasi atau penyusutan nilai. Namun perlu digaris bawahi bahwa karakter yang satu ini tidak berlaku bagi contoh aset tetap berupa sebidang tanah.

5. Harus terekam pada laporan kas

Karakteristik yang terakhir adalah segala perputaran aset tetap harus terekam pada laporan kas perusahaan. Jika saat menjalankan bisnis terjadi pembelian aset tetap, maka hal tersebut merupakan arus kas keluar. Sebaliknya, jika perusahaan melakukan penjualan aset tetap maka telah terjadi arus kas masuk. []

(Sri Wahyuni Sitorus)