Viktor Sirait, Sepotong Kenangan

Pendiri Tagar.id ini ingin media Tagar menjadi media yang berkualitas. Kenangan Lestantya R. Baskoro atas sosok Viktor Sirait.
Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) portal berita Tagar.id (PT Tagar Hexa Utama), Viktor S. Sirait. (Foto: dok. Tagar)

Oleh: Lestantya R. Baskoro

Sekitar dua tahun lalu saat saya baru pertama gabung dengan Tagar ia mendatangi saya. Saat itu saya baru memimpin rapat pagi Tagar, tradisi rapat rutin yang saya terapkan di Tagar. Sebelumnya sepanjang rapat ia berdiri di belakang. Berbaju putih dengan kacamata baca dinaikkan di keningnya. Saya tidak tahu dialah pemilik Tagar, pendiri Tagar.id

“Saya ingin tulisan-tulisan di Tagar ini seperti di Tempo,” ujarnya ketika ia tahu saya berasal dari media itu. “Berkualitas, baik isi dan bahasanya,” katanya serius. “Abang cobalah ajari anak-anak itu,” ujarnya. Ia memanggil saya “Abang..” Dan memang demikian ia bersikap. Kepada rekannya yang bersama-sama dia mendirikan Tagar dan menjadi pemred, Fetra Tumanggor, ia juga memanggil “abang.” Kepada Siti Afifiah yang kemudian menggantikan Fetra, ia memanggil “Mbak Afi.”

Viktor Sirait tidak memiliki latar belakang jurnalistik. Saya sendiri tidak tahu kenapa kemudian ia, sebagai pengusaha, kemudian mendirikan media –sebuah bidang usaha yang pasti menguras uang. Mungkin ia kemudian tahu, memiliki media dan kemudian mengembangkannya menjadi media yang dilihat orang, adalah sebuah tantangan.

Ia tipe orang yang suka tantangan, seorang petarung. “Saya kira kuliah saya di Bandung itu yang ikut membangkitkan jiwa petarung saja,” ujarnya.

Ia lulusan teknik mesin ITB. Ia bercerita bagaimana kala kuliah, ada satu mata kuliah yang ia tidak lulus-lulus juga yang diampu seorang dosen yang terkenal killer. Mata kuliah ini mengganjal dirinya untuk segera mendapat gelar insinyur. “Berkali kali saya datang ke dia, saya bilang saya harus lulus karena orangtua di kampung tidak sanggup membiayai saya, eh dosen itu tidak perduli,” ujarnya. “Sudah aku jual semua nama yang aku kenal supaya dilulusin, dosen itu tetap tak mau,” katanya.

Sampai suatu ketika, di depan sang dosen, ia bercerita di laboratorium mereka ada alat baru. Ia terangkan kecanggihan perangkat anyar tersebut. Mendengar cerita Viktor dosen itu menjadi antusias. “Seperti apa alat itu?” ujar sang dosen. Mendapat angin, Viktor mengambil dan membawa alat itu ke hadapan dosennya. Dosennya terbelalak. Ia tahu alat itu terlarang keras keluar dari laboratorium. “Cepat...cepat kau kembalikan alat itu..” ujarnya. Selepas itu sang dosen kemudian mengujinya, lalu menelepon sekretariat. “Ia nyatakan aku lulus,” kata Viktor terkekeh. “Saya kira para mahasiswa ITB itu semua adalah petarung,” ujarnya.

Ia tak pernah mengambil jarak dengan karyawannya. Pernah suatu ketika, saat malam tahun baru ia datang ke kantor Tagar di bilangan Cawang, membawa makanan dan membagikannya kepada para wartawan yang tengah piket. Awal 2020, sebelum pandemi, Tagar mengadakan rapat di daerah Puncak, Bogor. Rapat berlangsung meriah. Semua peserta mendapat seragam Tagar –baju warna merah dengan sepotong tulisan kecil, Tagar.id. Malam harinya Pak Viktor berbaur dengan karyawannya, ngobrol ke sana-ke mari.

Sebagai Ketua Umum Bara JP wajar jika ia ingin Tagar memberitakan pencapaian pemerintahan Presiden Joko Widodo. Tapi, jika ada hal yang mesti dikritik, kami sepakat di redaksi bahwa kritik itu juga harus disampaikan –dengan berimbang sesuai asas jurnalistik. Setahu saya ia juga tak pernah menegur terhadap hal-hal demikian.

Sampai, sekitar pukul empat pagi tadi, rekan saya, Fetra Tumanggor, menelepon saya dari Pematangsiantar. “Pak Viktor meninggal, Cak,” suaranya tercekat. Kami terdiam beberapa detik. “Tapi, bagaimana pun Tagar harus tetap hidup,” katanya lagi.

Siang tadi, sekitar pukul 14.00, di tengah gerimis yang tak habis-habisnya, saya datang ke rumah Pak Viktor di Cibinong. Ratusan karangan bunga, antara lain dari Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pangdam Udayana dll memenuhi jalan dari gerbang kompleks rumahnya hingga pelataran kediamannya. Karangan yang menunjukkan luasnya pergaulan dan persahabatannya.

Di ruang tengah Ia berbaring dengan jas hitam dengan selembar ulos menutup kakinya. Wajahnya tenang, tampan, seperti tengah terlelap. Selamat jalan, Pak Viktor.... []

Berita terkait
Bara JP: Calon Kapolri Hak Prerogatif Presiden, Tak Usah Berspekulasi
Siapapun Kapolri baru yang ditunjuk Presiden Joko Widodo adalah yang terbaik dan sudah mempertimbangkan banyak aspek.
Selamat Jalan Viktor S. Sirait, Seorang Pemimpin yang Adil
Semua yang ada pada diri Viktor S. Sirait, ucapannya, tindakannya, adalah pelajaran tentang nilai-nilai yang akan terus kami jaga dan jalankan.
Viktor Sirait Wafat, Fadjroel Rachman: Kami Mengenangmu
Juru Bicara Presiden, Fadjoel Rachman, menyampaikan belasungkawa atas kepergian Pendiri dan CEO portal berita Tagar.id, Viktor Sirait.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara