Veteran Jepara Tidak Takut Mati Lawan Penjajah

Veteran tentara asal Jepara, Widji dan Shodiq meminta genarasi berjuang dengan pembangunan bukan senjata.
Peringatan Hari Pahlawan di Jepara dengan menabur bunga di Makam Pahlawan Giri Dharma secara bergantian ke pusara pahlawan revolusi. (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)

Jepara - Hari Pahlawan menyisakan asa, bagi dua veteran tentara asal Jepara, Widji dan Shodiq. Mereka berharap generasi penerus menyambung perjuangan, tidak dengan senjata, namun mengisinya dengan pembangunan.

Ditemui Tagar usai upacara Hari Pahlawan di Alun-alun Jepara, Minggu 10 November 2019. Kedua veteran perang Timor-Timur itu, terlihat semangat. Memori tentang perang 44 tahun silam, seolah tergambar dari gurat kulit yang kian lisut.

Widji Handoyo, pria uzur 67 tahun itu, masih ingat betul saat dia diterjunkan dalam operasi Seroja 1975. Waktu itu, ia masih berpangkat Prajurit Dua (Prada), saat dikirim ke wilayah Baucau. Kacau balau, itulah kesan yang pertama yang dia ingat. Persenjataan TNI (ABRI) kala itu, kalah dengan Fretilin. Selain itu, tentara Indonesia belum menguasai medan.

"Ya awalnya mereka lebih maju (persenjataan) banyak yang terjebak. Banyak pula (tentara) yang gugur," kata Widji kepada Tagar.

Ia lantas berkisah, suatu malam kompinya mendapat serangan bom. Baby Trap, namanya. Peristiwa itu, membuat satuannya kalang kabut. Sampai kemudian, rekan satu angkatannya selama pendidikan gugur.

Di tempat saya ada yang kakinya terpotong karena ranjau TMT, itu Pak Rustiawan dan Pak Sartono. Perasaan saya ya jengkel harus bisa membalas. Ya rasa takut itu tidak ada, karena jatah kita memang berperang. Saya bangga.

Sebagai prajurit yang baru lulus pendidikan, ia mengaku sempat merasakan ketakutan. Namun, jiwa korsanya membuat, ia terus mengangkat senjata laras panjangnya.

"Waktu itu malam, rombongan kami berangkat. Namun kami terjebak bom, namanya Baby Trap. Bom meledak setelah rombongan kami berangkat. Akibatnya tiga orang meninggal, dan belasan lain terluka. Rekan saya, Slamet Raharjo, teman waktu Pusdik, meninggal itu. Peristiwa kena Bom itu, menyebabkan kompi saya kalangkabut, bahkan ada komandan regu saya yang bingung, hendak menembak ke arah mana, sampai peluru di magazin habis," tutur Widji yang pensiun dengan pangkat kapten.

Kehilangan sahabat juga sempat dirasakan oleh Sersan Mayor (purnawirawan) Shodiq. Dengan mata kepalanya, ia menyaksikan dua rekannya, kehilangan kaki akibat ranjau.

Sebagai manusia biasa, ia juga sempat bergidik. Namun didikan militer membuatnya tangguh dan memilih untuk terus maju berjuang.

"Di tempat saya ada yang kakinya terpotong karena ranjau TMT, itu Pak Rustiawan dan Pak Sartono. Perasaan saya ya jengkel harus bisa membalas. Ya rasa takut itu tidak ada, karena jatah kita memang berperang. Saya bangga," katanya.

Operasi Seroja sendiri, adalah perang antara tentara Indonesia dan Fretilin pada kurun waktu 1975-1978. Ribuan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) gugur. Selain itu, banyak juga warga lokal yang menemui ajal.

Pernah mengecap getirnya perang fisik. Keduanya, Widji dan Shodiq tak ingin peristiwa semacam itu terulang. Mereka berharap, pembangunan merupakan bentuk perjuangan baru.

"Ya seperti diungkapkan tadi, dahulu angkat senjata. Namun kini isilah dengan pembangunan supaya Indonesia maju," ujar Widji.

Pada kesempatan yang sama, Pelakasana Tuga (Plt) Bupati Jepara Dian Kristiandi mengingatkan peserta upacara Hari Pahlawan, untuk meneladani sikap pahlawan. Namun, ia mengatakan, tidak lagi dengan kontak fisik, melainkan mengukir prestasi.

"Dimulai dari diri sendiri lalu lingkungan sekitar, memberikan kontribusi yang bermanfaat kepada negara dan bangsa. Mari berlomba-lomba menjadi pahlawan masa kini," katanya. []

Berita terkait
Wow Renang dari Pulau Panjang ke Bandengan Jepara
103 perenang dalam dan luar negeri menyeberangi laut dari Pulau Panjang hingga Pantai Bandengan, Jepara, Jawa Tengah, Minggu, 3 November 2019.
Polemik Celana Cingkrang, Pemkab Jepara Ambil Sikap
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara, Jawa Tengah, mengambil sikap terkait polemik larangan penggunaan cadar dan celana cingkrang.
Jatah Formasi CPNS Jepara Didominasi Tenaga Pendidik
Kabupaten Jepara mendapat jatah formasi CPNS tahun 2019 sebanyak 381 posisi.
0
PKS Akan Ajukan Uji Materi PT 20%, Ridwan Darmawan: Pasti Ditolak MK
Praktisi Hukum Ridwan Darmawan mengatakan bahwa haqqul yaqiin gugatan tersebut akan di tolak oleh Mahkamah Konstitusi.