Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berekspektasi agar vaksin virus Corona dapat diuji klinis secara cepat. Namun, Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Kusnandi Rusmil menyatakan uji klinis vaksin Covid-19 harus melewati berbagai prosedural, yang dilakukan dengan kehati-hatian.
"Arahan khusus dari bapak presiden usahakan vaksin ini cepat ada. Kalau bisa tiga (3) bulan, kita bilang, enggak bisa 3 bulan, karena kita harus melakukan dengan hati-hati dan dengan benar," ucap Kusnandi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 21 Juli 2020.
Karena kalau untuk uji klinis untuk medis itu ada tata cara yang sudah diatur oleh WHO.
Lebih lanjut ia menjelaskan, uji klinis dilakukan sesuai dengan anjuran yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Menurutnya, proses dan waktu pengujian juga telah ditentukan.
Baca juga: Usai Uji Klinis BPOM Percepat Izin Edar Vaksin Corona
"Karena kalau untuk uji klinis untuk medis itu ada tata cara yang sudah diatur oleh WHO. Harus begini, enggak boleh dicepetin atau gimana nanti hasilnya tidak baik, dan malah nanti vaksin ini tidak terpantau efek sampingnya dan kemudian manfaatnya," ujar dia.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan tak akan mempersulit proses perizinan vaksin virus corona atau Covid-19. Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan pihaknya akan mempercepat izin edar saat vaksin selesai melewati uji klinis tahap tiga (3) yang diperkirakan akan selesai 2021 mendatang.
Baca juga: Uji Vaksin Corona asal China, Bisa Sukses atau Gagal
"Kami akan dampingi proses uji klinis ini, sehingga nanti ada percepatan dalam pemberian izin edarnya," kata Kepala BPOM Penny Lukito di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 21 Juli 2020.
Selain itu, ia menyatakan pihak BPOM juga akan menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan pihak penguji vaksin dan menjamin protokol uji klinis vaksin valid.
"Sehingga, pada saat uji klinis selesai, kami memberikan izin edar, segera bisa kita edarkan," ucap Penny. []