Makassar - Sebuah drone penyembrot disinfektan yang mampu mengangkat beban hingga 60 kilogram berhasil diciptakan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (FT UNM). Drone tersebut akan digunakan untuk penyemprotan disinfektan mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Makassar.
Ide pembuatan hingga desain drone penyembrot disinfektan seluruhnya dihasilkan oleh para mahasiswa FT UNM dengan menggunakan bahan yang mudah didapatkan.
Awalnya hanya dibuat drone dengan dilengkapi kamera. Tetapi setelah wabah Covid-19 kami ubah dengan model untuk menyemprotkan disinfektan.
Rektor UNM, Prof Husein Syam menuturkan, ide pembuatan drone sudah ada sebelum pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia.
"Awalnya hanya dibuat drone dengan dilengkapi kamera. Tetapi setelah wabah Covid-19 kami ubah dengan model untuk menyemprotkan disinfektan," kata Prof Husein Syam, Selasa 23 Juni 2020.
Husein memaparkan, drone tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut; berat drone 19 kg, daya angkat nominal 43 kg, daya angkat maksimal 60 kg, kapasitas disinfektan 20 liter, ketinggiannya mencapai 120 meter, motor brushel enam set, panjang baling-baling 30 inci, diameter rangka dua meter, lama terbang 30 menit dan jelajah remot hingga 500 meter.
"Kalau ada yang mau pinjam kami bisa pinjamkan. Karena tujuannya ini untuk penanganan Covid-19," ujarnya.
Bahkan, kata Husein, drone ini juga bisa digunakan untuk keperluan pertanian. Jika tidak ada hujan dan lahan pertanian butuh penyiraman alat ini bisa digunakan.
"Ini juga bisa dipakai untuk menyiram di kebun. Sebagian bahan drone ini dari Jerman dan sebagian lagi bahan yang mudah ditemukan di sekitar kita," ungkapnya.
Rencananya drone tersebut akan digunakan untuk membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Sulawesi Selatan, dengan melakukan penyemprotan disinfektan melalui udara. []