Jakarta – Uni Eropa meminta Amerika Serikat (AS) bergabung dengan aliansi itu dalam membuat peraturan untuk mengekang perusahaan internet seperti Facebook dan Twitter serta memerangi penyebaran hoaks yaitu kabar (informasi) bohong serta melindungi data.
Dalam pidato virtual berskala luas dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Selasa, 26 Januari 2021, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengingatkan betapa dunia telah berubah. Ia merujuk pada kekhawatiran Uni Eropa tahun lalu atas kemungkinan Amerika menerapkan tarif terhadap mobil Eropa.
Von der Leyen meminta Presiden AS, Joe Biden, bergabung dalam upaya blok 27 negara itu mengatur platform teknologi dengan lebih baik. Ia menambahkan, perlu ada "kerangka kerja" bagi "keputusan yang berdampak luas" seperti tindakan Twitter menutup akun mantan Presiden Trump. Menurut Von der Leyen, perlu dijelaskan bagaimana perusahaan internet memutuskan untuk menyebar, mempromosikan atau menghapus konten.
"Gangguan serius terhadap kebebasan berpendapat tidak boleh didasarkan pada aturan perusahaan saja," kata Von der Leyen. "Perlu ada kerangka hukum untuk keputusan yang berdampak luas seperti itu."
Dalam pidato Selasa, Von der Leyen juga mendesak perusahaan farmasi agar "memenuhi kewajiban" pasokan vaksin Covid-19. Ia mengatakan Uni Eropa telah menginvestasikan miliaran euro dalam pembuatan vaksin "untuk kebaikan bersama."
Blok itu Senin mengkritik perusahaan farmasi AstraZeneca karena gagal menjamin pengiriman vaksin virus corona, tanpa penjelasan yang valid. Uni Eropa juga tidak senang atas penundaan pengiriman vaksin buatan Pfizer-BioNTech pekan lalu (ka/lt)/voaindonesia.com. []