UN Ditiadakan, Kini Kemendikbud Akan Gelar AN

Ujian Nasional (UN) sudah resmi ditiadakan dan akan digantikan dengan Asesmen Nasional (AN). Berikut penjelasannya dari Kemendikbud RI.
Ujian Nasional (UN) digantikan dengan Asesmen Nasional (AN). (Foto: Tagar/Dok Kemendikbud)

Jakarta - Ujian Nasional (UN) sudah resmi ditiadakan dan akan digantikan dengan Asesmen Nasional (AN). Rencananya AN akan dilangsungkan antara September-November 2021, meskipun tanggal pastinya masih belum ditentukan.

AN merupakan penilaian yang dilakukan di setiap jenjang sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA/SMK dan sederajat. Berbeda dengan UN yang dilaksanakan pada akhir tahun sekolah, AN dilaksanakan pada kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA.

Menurut Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemdikbud, Anindito Aditomo, setelah dilaksanakan dan dinilai, hasil AN ini nantinya akan dikembalikan ke sekolah atau institusi masing-masing demi mencapai tujuan dari AN itu sendiri.

“AN tujuan utamanya untuk mendorong terjadinya perbaikan kualitas pelajaran, dari SD, SMP, SMA/SMK, sederajat. Dorongan ini dicapai dengan cara mengembalikan hasil AN ke satuan pendidikan supaya mereka bisa pakai sebagai bahan evaluasi diri dan berbasis data objektif. Hasilnya sebermanfaat mungkin,” ujar Anindito dalam diskusi virtual soal persiapan AN 2021, Selasa, 27 Juli 2021. 

Tidak seperti UN yang melibatkan seluruh siswa di sekolah, AN hanya akan mengambil sampel siswa dari setiap sekolah yang dipilih secara acak oleh Kemdikbud.


AN tujuan utamanya untuk mendorong terjadinya perbaikan kualitas pelajaran, dari SD, SMP, SMA/SMK, sederajat dorongan ini dicapai dengan cara mengembalikan hasil AN ke satuan pendidikan supaya mereka bisa pakai sebagai bahan evaluasi diri dan berbasis data objektif.

 

Anindito juga mengatakan, dari jenjang SD akan diambil maksimal 30 orang, sementara dari sekolah menengah diambil 45 orang. Setiap jenjang juga akan mempersiapkan hingga 5 peserta AN cadangan.

Ia juga menyebutkan bahwa AN memiliki tiga komponen utama, yaitu AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) Literasi dan Numerasi, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

“AKM mengukur kompetensi kognitif, fokus pada kompetensi yang nanti akan diperlukan; problem-solving dengan matematika dasar dan berpikir kritis. Survei karakter mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai yang mencerminkan profil belajar pancasila,” ucapnya. 

“AKM itu bermacam-macam bentuk soalnya. Pilihan ganda tradisional, pilihan ganda kompleks juga ada. Ada beberapa versi dari pilihan ganda, dan sebagian kecil berupa soal isian singkat,” kata Anindito.

“Sementara survei-survei itu berupa pernyataan tertutup, pernyataan frekuensi, setuju atau tidak setuju, dan sebagainya,” ujarnya.

Dalam hal ini, Anindito mengatakan, pada AN ini, tidak ada lagi siswa yang lulus atau tidak lulus. Hal ini disebabkan Kemdikbud ingin memotret secara kolektif, bukan individu. Jika skor kolektif sekolah rendah, skor itulah yang akan menjadi bahan cerminan sekolah untuk melakukan evaluasi.

Tenaga pendidik di sekolah juga seluruhnya akan berpartisipasi dalam Survei Lingkungan Belajar untuk mencari tahu apakah sekolah sudah mampu menciptakan iklim pembelajaran yang baik dan aman bagi siswa. []

Berita terkait
Kemendikbudristek: Vaksinasi Anak Upaaya Persiapan PTM
Kemendikbudristek mengapresiasi langkah sejumlah sekolah yang melakukan vaksinasi pada siswanya yang merupakan upaya persiapan PTM di sekolah.
Kemendikbudristek Gelar Lomba Inovasi Musik Nusantara
Kemendikbudristek gandeng Yayasan Atma Nusvantara Jati (Atsanti Foundation) menggelar lomba Inovasi Musik Nusantara sebagai pelestarian budaya.
Kemendikbud Berikan Dana Hibah Rp 3 Miliar Bagi PresUniv
PresUniv berhasil lolos seleksi program kompetisi kampus merdeka (PKKM) yang kemudian mendapat dana hibah Rp 3 M dari Kemendikbud Ristek.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.