Tujuh Penyakit yang Rentan Menyerang Pilot

Pilot Batik Air Djarot Harnanto mengalami pingsan dalam pesawat dari Jakarta menuju Kupang. Tagar rangkumkan penyakit yang rentan menyerang pilot.
Ilustrasi pilot. (Foto: Unsplash)

Jakarta - Pilot Batik Air Djarot Harnanto sedang menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum (RSU) Siloam Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia menjalani perawatan, setelah pingsan dalam pesawat dari Jakarta menuju Kupang.

Ketika menerbangkan pesawat, ada beberapa perubahan kondisi yang bisa saja mengancam keselamatan pilot. Apalagi berkaitan dengan perubahan tekanan udara, tubuh pilot harus beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Berikut Tagar rangkumkan dari sciencedaily tujuh penyakit yang rentan menyerang pilot.

1. Gangguan Penglihatan dan Pencahayaan

Pilot membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk beradaptasi dalam keadaan gelap (terbang malam hari) dibanding keadaan terang. Hal itu yang menyebabkan lampu dalam cockpit berwarna merah untuk memudahkan pilot beradaptasi. Jika tidak cermat dan cepat beradaptasi, maka dapat berakibat fatal.

2. Spatial Disorientation

Pilot bisa mengalami spatial disorientation, terutama pada kondisi ketinggian tertentu. Gangguan ini menyebabkan tidak dapat merasakan posisi dan gerakan pesawat sebenarnya, sehingga miring bisa dianggap lurus, begitu juga sebaliknya, dan pesawat lurus dianggap berbelok.

3. Gangguan G- Force

Gangguan ini bisa terjadi dalam bentuk ringan sampai berat. Kasusnya paling rentan terjadi pada penerbang pesawat tempur. Gejalanya di antaranya kesulitan bergerak, kesulitan bernapas, tekanan darah turun drastis, hingga terasa berat di dada. Selain itu, pandangan bisa mendadak gelap seketika.

4. Sopite Syndrome

Gerak tak terduga yang disebabkan karena mengantuk. Kadang disebut juga mabuk perjalanan yang membuat mata tiba-tiba tertutup. Gangguan ini berbahaya, karena pilot sering tidak dapat menyadari ha itu sebelumnya.

5. Kedinginan

Temperatur udara di atas ketinggian tertentu bisa menyebabkan rasa dingin berlebihan. Gangguan yang disebabkan antara lain hipotermia, kaki terasa kaku, dan frostbite. Untuk mengantisipasinya bisa dengan memakai pakaian yang hangat.

6. Altitude sickness

Gangguan yang sering dialami pilot. Jenisnya beragam, mulai dari kelelahan, jantung berdebar-debar, kemampuan visual berkurang, paranoia, penurunan fungsi kognitif, dan depresi. Bila tidak cepat dikendalikan akan sangat berbahaya.

 7. Hipoksia 

Hal ini biasa terjadi juga pada pendaki gunung. Gejalanya meliputi kesulitan bernapas, napas makin cepat, dan mendadak lemas. Kadang pilot tidak menyadari perasaan excited atau ekspresif sebagai tanda dari hipoksia. Gangguan ini menyebabkan rentetan gangguan lain seperti spatial disorientation.[]

Berita terkait
Pilot Batik Air Pusing Berat Bukan Serangan Jantung
Manajemen Batik Air membantah pilot yang menerbangkan pesawat A-320 dari Jakarta menuju Bandara El Tari, Kupang terkena serangan jantung.
Hewan Jijik Obat Mujarab Sembuhkan Penyakit
Hewan yang terkenal menjijikkan, ternyata menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit, apa sajakah itu?
Fakta-fakta Penyakit Autoimun Menurut Ashanty
Penyanyi Ashanty mengaku penyakit autoimun yang dideritanya mempengaruhi kondisi kesehatannya yang saat ini tengah menurun.