Tsunami Pantai Selatan Jateng Tak Terpantau, Alat Deteksi Rusak

BPBD mengimbau warga di sekitar garis Pantai Selatan lebih meningkatkan kepekaan lingkungan.
Ilustrasi tsunami Aceh. (Foto: Pixabay)

Semarang, (Tagar 28/12/2018) - Waspada. Alat deteksi dini bahaya atau early warning system (EWS) tsunami di pesisir selatan Jawa Tengah (Jateng) ternyata tidak berfungsi karena rusak.

Karenanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengimbau warga di sekitar garis pantai untuk lebih meningkatkan kepekaan lingkungan, khususnya terhadap gelombang tinggi yang sewaktu-waktu datang menerjang.

"Peralatan pendeteksi bencana dini ini kebanyakan mengalami korslet akibat korosi," ungkap Kepala BPBD Jateng, Sarwa Pramana, Jumat (28/12).

Korosi memang menjadi salah satu kendala perawatan alat EWS tsunami. Alat yang dipasang sekitar garis pantai tersebut jelas selalu kena air laut. Korosi berimbas pada rusaknya bagian receiver atau penerima sinyal.

"Membuat sirine akhirnya tak berfungsi sebagaimana mestinya," ujar dia.  

Sejumlah EWS yang rusak itu ada di beberapa daerah seperti Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri. Alat deteksi dini tsunami di Cilacap mendesak diganti karena ada wilayah langsung berhadapan dengan perairan Samudera Hindia. Sehingga sangat rawan diterjang gelombang tsunami.

"Dua kecamatan berada persis di pinggir pantai," jelas Sarwana.

Selain itu, di Cilacap selama ini juga rentan terjadi gempa mengingat posisinya di  atas lokasi pertemuan sesar atau patahan. "Ketika sesar ini gerak maka terjadi gempa. Dan ketika skala gempanya besar dapat memicu tsunami," tutur dia.

Atas kerusakan tersebut, BPBD hanya bisa menunggu adanya perbaikan dari pihak terkait. Ia berharap bisa diganti, setidaknya cepat ditangani sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.

Kendati begitu, langkah antisipasi atau mitigasi bencana sudah dilakukan BPBD. Sarwana menyatakan pihaknya sudah menyosialisasikan langkah evakuasi ketika terjadi gempa meski potensi tsunami tidak terjadi.

"Kami ada grup WhatsApp di komunitas kebencanaan agar informasi cepat tersampaikan," sambungnya.

BPBD juga telah melibatkan pengurus masjid untuk membantu sosialisasi peringatan dini tsunami secara manual lewat pengeras suara. Cara ini lebih efektif terutama untuk wilayah pelosok yang susah mendapat akses sinyal telepon atau internet.

"Jika ada gempa cukup kuat langsung diumumkan lewat pengeras suara tersebut," pungkasnya.

Berita terkait
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan