Tradisi Meugang, Pasar Daging Jelang Lebaran

Tradisi meugang ditandai dengan banyaknya pasar penjual daging sapi, kerbau, kambing dan jenis hewan mamalia herbivora lainnya
Pasar harian di Kota Rimo, Aceh Singkil menjelang sore namun tetap ramai pembeli dihari meugang, Selasa 4 Juni 2019.(Foto: Tagar/Khairuman)

Singkil - Istilah "meugang" atau "mak meugang" adalah tradisi masyarakat Aceh menjelang bulan suci Ramadan maupun Lebaran. Tujuannya menyatukan dan memeriahkan, sehingga menyimpan kesan mendalam.

Tradisi meugang ditandai dengan banyaknya pasar penjual daging sapi, kerbau, kambing dan jenis hewan mamalia dan herbivor lainnya. Bahkan jenis unggas pun berperan di pasar selama satu hingga dua hari meugang berjalan.

Selama dua hari berturut-turut tradisi meugang khususnya Aceh Singkil di lapak-lapak pasar harian, puluhan kaki sapi dan kerbau banyak bergelantungan.

Di hari itu, pembeli ikan sangat minim. Pedagang ikan pada hari meugang banyak beralih menjual daging sapi, kerbau dan unggas.

Siang itu coba memasuki pasar harian, tempat biasa berbelanja. Hiruk-pikuk pedagang dan pembeli sepanjang lapak dilalui, terus riuh selama transaksi.

"Saya daging tengah sama daging cincang, Pak. Banyakin tulangnya buat sup," kata seorang ibu pembeli daging.

Wajah semangat pembeli menyambut hari kemenangan Idul Fitri 1440/2019 Hijriah, ingin menyiapkan sajian masakan daging istimewa untuk santap bersama keluarga.

Sementara aroma khas daging sapi dan kerbau menyeruak sangat kentara menusuk hidung. Namun terasa daging segar itu baru siap disembelih.

Dari tumpukan daging yang dijajakan pedagang pada setiap pembeli, diiringi desingan parang tajam, mencincang daging dan tulang-belulang di pasar-pasar itu.

Sayatan-sayatan pedagang mulai menari di setiap jengkal daging saat pesanan pembeli yang menginginkan daging pilihan.

Memang harga daging kalau sudah menjelang sore hari, cenderung semakin menurun. Namun kualitas daging semakin kurang bagus

Terkadang suara keokan ayam broiler dan ayam lokal saat disembelih pun benar-benar dirasa sangat ramai selama pasar berlangsung. Pembeli ayam di hari meugang, biasanya mereka yang kurang suka daging sapi.

Hari itu harga daging, baik jenis sapi maupun kerbau, dijual Rp 150 ribu per kilogram (Kg). Sedangkan daging ayam broiler Rp 26 ribu per Kg. Namun bila dijual tetap per ekor dengan berat 2 Kg lebih dengan harga Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu.

Zulfan, salah seorang pedagang daging di pasar harian Kota Rimo, Gunung Meriah, Aceh Singkil pada Selasa 4 Juni 2019 kemarin ditemui Tagar, mengatakan permintaan daging menjelang Lebaran relatif tinggi dibanding hari biasa.

"Hari biasa menyembelih sapi atau atau kerbau paling satu ekor. Namun dua hari sebelum Lebaran, kami menyembelih sebanyak empat ekor," katanya.

"Pasar dibuka sejak tadi malam ba'da (seusai) salat sunnah tarawih. Harga daging sapi semula Rp 170 ribu per Kg, tapi hari ini sudah turun menjadi Rp 150 ribu per Kg. Karena sudah sore," imbuhnya.

Zulfan menjelaskan, harga daging sapi berdasarkan patokan modal pembelian ternak, baik kerbau maupun lembu. Itu dilakukan untuk bisa mengestimasi untung rugi.

"Harga kerbau dibanderol peternak Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per ekor, sedangkan untuk jenis lembu antara Rp 15 juta hingga sampai Rp 20 juta per ekor," tukasnya.

Para pembeli yang notabene para kaum ibu menyatakan harga daging di hari meugang saat itu tergolong mahal.

"Mahal sekali, biasa Rp 120 ribu per Kg," kata Yunda, seorang ibu rumah tangga yang saat itu membeli.

Pembeli lain juga mengaku harga daging sapi tergolong mahal di hari meugang. Sehingga banyak juga yang beralih membeli unggas jenis ayam broiler dan ayam lokal.

"Memang harga daging kalau sudah menjelang sore hari, cenderung semakin menurun. Namun kualitas daging semakin kurang bagus," ujar Yunda.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.