TNI dan Polri Terus Kejar Kelompok Teroris MIT di Sulteng

Polda Sulteng ungkapkan upaya pengejaran kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terus dilakukan oleh personel TNI-Polri
Personel Brimob berjaga di sekitar lingkungan Pos Komando Taktis Satgas Operasi Madago Raya di desa Tokorondo, Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, 23 Desember 2020 (Foto: voaindonesia.com - VOA/Yoanes Litha)

Poso, Sulawesi Tengah – Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah Komisaris Besar Didik Supranoto mengatakan Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya terus melakukan pengejaran terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) hingga ke hutan-hutan di pegunungan Poso. Kelompok yang berjumlah sembilan orang itu saat ini telah berpencar menjadi dua kelompok. Yoanes Litha melaporkannya untuk voaindonesia.com. []

Menurut Didik, kelompok pertama berjumlah empat orang dan dipimpin Ali Kalora, sementara kelompok kedua berjumlah lima dan orang dipimpin Qatar. Kelompok kedua inilah yang melakukan pembunuhan terhadap empat petani kopi, warga desa Kalemago Lore Timur pada 11 Mei 2021.

Aktivitas Personel TNI-PolriAktivitas Personel TNI-Polri di Pos Komando Taktis Satgas Operasi Madago Raya di desa Tokorondo, Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. 12 Januari 2021 Foto: voaindonesia.com/Yoanes Litha)

“Kemudian ke mana mereka, ini tentu tim operasi yang lebih tahu. Tapi yang jelas, sekarang ini tim mengoptimalkan kegiatannya untuk melakukan pengejaran di dua kelompok ini. Jadi personel yang tergabung dalam Madago Raya ini kita optimalkan untuk melakukan tugasnya” jelas Didik Supranoto di Mapolda Sulteng, Kamis (20/5).

Ditambahkan Didik, selain melakukan pengejaran ke dalam hutan, Satgas Madago Raya juga melakukan penyekatan di lokasi-lokasi yang diduga menjadi jalur pergerakan kelompok itu. MIT diduga mencari logistik bahan makanan di perkebunan milik warga di sekitar kaki gunung di wilayah Kabupaten Poso, Sigi dan Parigi Moutong.

Warga mengusungWarga mengusung empat peti mati menuju pekuburan Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. 12 Mei 2021 (Foto: voaindonesia.com/Yoanes Litha)

“Kemudian dari Polres-Polres ini juga melakukan monitor di wilayah bawah, di perkampungannya. Jadi saya harapkan masyarakat tidak terlalu takut. Silakan untuk melakukan kegiatannya di perkebunan, persawahan atau ladang mereka,” kata Didik seraya menambahkan belum ada rencana penambahan perkuatan personel Madago Raya yang dikerahkan untuk memburu kelompok MIT.

1. Warga Masih Trauma

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribu mengatakan dari pemantauan pihaknya, warga di desa Kalemago masih merasakan trauma setelah empat warga di desa itu menjadi korban kelompok MIT. Menurutnya, warga di desa itu berharap pemerintah dapat memperbaiki saluran irigasi agar warga juga dapat mengolah sawah sehingga mereka memiliki alternatif sumber mata pencaharian selain kegiatan berladang berkebun di sekitar lereng gunung.

“Salah satu yang kami sampaikan kepada Bupati Poso agar mendukung adanya irigasi di daerah perkampungan Kalemago, agar mereka bisa melakukan kegiatan perekonomian selain berladang juga menggarap sawah,” kata Edwin Partogi Pasaribu dihubungi dari Palu, Jumat (21/5).

LPSK bersama perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Polda Sulteng, Selasa (18/5), berziarah ke makam empat warga desa Kalemago yang menjadi korban kelompok MIT. Kehadiran LPSK dimaksudkan untuk memberikan dukungan moril maupun materiil. LPSK juga memberikan santunan kepada perwakilan keluarga korban yang penyerahannya dilakukan di Polda Sulteng.

Edwin berharap kelompok MIT dapat menyerahkan diri kepada aparat keamanan sehingga dapat mengakhiri kekerasan di Sulawesi Tengah.

Wakil Ketua LembagaWakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Edwin Partogi Pasaribu, dan perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Polda Sulteng, berziarah ke makam empat korban serangan terorisme di Kalemago, Lore Timur, Kabupaten Poso (Foto: voaindonesia.com/Yoanes Litha)

“Mereka (MIT) bisa langsung ke aparat penegak hukum atau juga menghubungi LPSK untuk kami fasilitasi penyerahan dirinya agar kekhawatiran mereka diperlakukan secara kasar tidak terjadi," ungkap Edwin.

2. Penyelesaian Secepatnya

Sahir Sampeali, Tokoh Masyarakat Tampo (Tanah) Lore di Kabupaten Poso, menegaskan keinginan masyarakat agar masalah gangguan keamanan yang disebabkan oleh kelompok MIT dapat segera tuntas untuk memulihkan rasa aman masyarakat setempat.

“Yang paling kami rasakan adalah rasa tidak aman, tidak pernah merasakan keamanan. Satu contoh, saya pribadi seorang muslim yang hidup di wilayah Lore, yang hidup di wilayah jalan antara Poso dan Lore, Saya seorang muslim, saya juga merasakan ketidakamanan, apalagi dengan saudara-saudara saya yang kristiani, coba bisa dibayangkan itu,” ungkap Sahir Sampeali, Senin, 17 Mei 2021.

Ditambahkannya, aksi teror oleh MIT turut berdampak pada perekonomian warga yang takut mengolah lahan kebun di lereng gunung biru karena khawatir dengan keselamatan mereka bila sewaktu-waktu bertemu dengan kelompok tersebut (yl/ah)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pengamat Intelijen Ungkap Identitas Teroris Poso
Pengamat Intelijen dan Terorisme, Stanislaus Riyanta memastikan teroris Poso dalam video viral adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora, pimpinan MIT.
Roy Suryo: Masyarakat Jangan Terprovokasi Teroris Poso
Pakar telematika Roy Suryo meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh video kelompok teroris poso yang videonya voiral beberapa waktu lalu.
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban