TKW Asal Siantar Meninggal di Malaysia

gadis asal Pematangsiantar, meninggal dunia, setelah tiga hari mengalami koma di salah satu rumah sakit Malaysia.
Wilda yang sedang sekarat dan ayahnya bernama Hakim Napitupulu. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Pematangsiantar - Wilda Apriani Napitupulu (28), warga Gang Jafar, Jalan Tanah Jawa, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar, Sumut, meninggal dunia, setelah tiga hari mengalami koma di salah satu rumah sakit Malaysia.

Wilda tak sempat menjalani operasi karena tidak memiliki biaya perobatan. Wilda merupakan tenaga kerja wanita (TKW), bekerja di sebuah restoran di Malaysia.

Hal ini dibenarkan kakaknya, Nita Napitupulu (32) ketika ditemui di rumah duka, Jumat 10 Mei 2019 sekitar pukul 10.30 WIB.

Nita berharap, proses pemulangan jenazah adiknya berjalan lancar, tanpa adanya hambatan di Selangor, Malaysia.

"Kami berharap pemulangannya lancar, pihak KBRI dan Bandara Kualanamu bisa mempermudah sehingga adik kami sampai ke sini (rumah duka). Sepertinya terlalu sakit yang dia jalani itu," ucapnya.

Didampingi sang ayah, Hakim Napitupulu (60), dia juga meminta kepada masyarakat agar tak lagi mengungkit apa yang telah terjadi. Karena keluarga sedang dalam berduka.

"Permohonan kami agar adik kami bisa sampai dengan selamat, dan berharap tidak ada lagi yang menanyakan dia sakit apa, walaupun memang sebelumnya ada cairan di kepalanya, seperti ada semacam infeksi kuman. Makanya harus dioperasi. Sebelum operasi dia sudah dipanggil. Makanya kami tidak mau ungkit ke belakang lagi, yang lalu biarlah berlalu," ucapnya.

Hal sama disampaikan Hakim. Dia menyebut proses pemulangan jenazah putrinya sedang diurus. Hanya saja dia tak bisa memastikan kapan tiba di Kota Pematangsiantar.

"Besok katanya, tapi belum pasti jam berapa. Karena di sana juga masih dalam proses. Karena itu negara luar, takutnya nanti dipersulit. Bagi kami kemudahan ajalah untuk sampai kemari, karena kami sudah tidak bisa jumpa laginya. Kita kebumikan dia baik-baik di sini," katanya.

Kepergian putri kesayangannya meninggalkan luka mendalam. Pasalnya, Wilda diketahui sosok yang baik dan ramah ke semua orang. Dia juga kerap membantu keluarga.

"Orangnya baik, ramah, humoris. Dia banyak temannya. Makanya waktu temannya tahu kejadian ini terus apa kan. Gak ada masalah dia ini," katanya.

Mengingat kebaikan Wilda semasa hidup, temannya satu SD di Kota Pematangsiantar sempat berupaya melakukan penggalangan dana membantu proses perobatan Wilda di Malaysia.

"Teman dia dari SD aja masih ingat karena kebaikan dia. Makanya teman SD-nya sampai mau menggalang dana. Selain baik dia juga pekerja keras. Setelah tamat sekolah dia juga langsung kerja, karena dulu dia tamatan perhotelan," ungkapnya.

Ditambahkan Nita, kenangan yang mereka rasakan adalah ketika berada di rumah bersama dengan adiknya untuk bercanda gurau.

"Satu hari aja bisa kumpul di rumah ini syukur. Karena memang dia kerja terus dan gak mau berhenti. Sudah kerja aja dia masih mau juga bisnis behel," tutupnya.

Wilda sebelumnya dikabarkan koma selama tiga hari di salah satu rumah sakit Malaysia. Untuk bisa menjalani operasi, pihak rumah sakit membebankan biaya 10 ribu Ringgit atau kurang lebih Rp 34 juta. Karena Wilda tak punya uang sebanyak itu, operasi tidak bisa dilakukan.

Ayah Wilda, Hakim membenarkan putri kesayangannya sempat mangalami koma di rumah sakit Malaysia. Istrinya, Rubiah (50) sudah berangkat ke Malaysia untuk membawa pulang Wilda.

"Ibunya ke Malaysia. Karena dia sudah tiga hari koma, jadi lebih baik dibawa pulang. Apalagi di otaknya seperti ada virus," jelasnya, Kamis 9 Mei 2019.

Selama dalam perobatan, Wilda dibantu temannya dan perusahaan tempat dia bekerja. Namun Wilda harus menghembuskan nafas pada Kamis 9 Mei 2019. Jenazahnya kemudian akan dibawa ke Kota Pematangsiantar. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.