Tito: Jakarta Macam Kampung Dibanding Beijing China

Tito Karnavian menyebut penataan Jakarta saat ini semakin tidak karuan. Kalau dulu kita menganggap Beijing seperti kampung tapi sekarang terbalik.
Mendagri Tito Karnavian usai rapat terbatas di depan Kantor Presiden Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Popy)

Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebut penataan Jakarta oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ini semakin tidak karuan. Menurutnya Jakarta terlihat seperti kampung dibandingkan dengan kota Beijing atau Shanghai saat ini, seperti dilansir Antara.

"Kita itu 1998 mungkin berpikir ini negara (China) dengan Jakarta saja Beijingnya kita lihat masih seperti kampung, sekarang terbalik-balik, Pak Anies kalau saya yakin bapak ke China, terbalik kalau kita melihat (sekarang), Jakarta kayak kampung dibandingkan dengan Shanghai," kata Tito dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 26 November 2019.

Tito juga menyinggung stabilitas yang terjadi di DKI Jakarta yang beberapa kali dilakukan demonstrasi oleh sejumlah pihak. Hal itu menurutnya seperti apa yang dialami oleh Hong Kong saat ini, yang dirundung aksi protes berkepanjangan.

"Kita lihat Hong Kong, keamanan terganggu. Ekonomi luar biasa mereka, pusat ekonomi. Tapi demo enggak habis-habis dua bulan. Polisinya kenal sama saya. saya harus menyampaikan kedukaan karena tugas berat Anda, atau saya harus sampaikan congratulate hormat karena anda memiliki tantangan. Enam bulan saya kira jadi polisi di sana setengah mati," katanya.

"Mas Anies diminta untuk bagaimana demo di Bawaslu, demo di DPR tiga hari, itu saja sudah setengah mati kita. Sudah kita (polisi) selesai, Mas Anies bersih-bersihin itu, pagi-pagi sudah clear. Terima kasih Mas Anies dan Pasukan Oranyenya," ucap dia.

Bagi Tito, yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas keamanan dan kesejahteraan masyarakat. Pasalnya, saat ini mulai ada keraguan terhadap sistem di negara-negara demokrasi.

Tito menyebut paradoks demokrasi muncul karena negara demokrasi mengalami stagnasi. Sementara negara nondemokrasi seperti China sedang mengalami lompatan-lompatan dalam urusan ekonomi dan militer.

"Ini tantangan bagi kita, kalau kita bisa membuktikan, maka masyarakat akan melihat demokrasi jadi baik. Tapi kalau kesejahteraan tidak bisa dibangun di atas sistem demokrasi, maka masyarakat akan mencari alternatif yang lain. Makanya muncul tawaran khilafah, tawaran kembali ke sistem semi-otoriter, itu muncul," katanya. []

Berita terkait
Tito Karnavian Sebut Lillahi Ta'ala Dia Bekerja Saja
Mendagri Tito Karnavian mengatakan hasil survei IPO tentang dirinya yang disebut tidak cocok jadi menteri dalam negeri tidak perl diambil hati
Gemar Bully Anies Baswedan, PKS: PSI Lagi Gali Kubur
Politikus PKS Abdul Fikri Faqih menyebut kenyinyiran PSI terhadap Anies Baswedan, nantinya bisa menjadi senjata makan tuan.
Alasan Anies Baswedan soal Pembangunan Hotel di TIM
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin masyarakat memaknai pembangunan di kawasan TIM, Cikini, sebagai wisma para seniman, bukan hotel.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.