Tips-tips Perkuat Literasi Belajar Anak di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 telah memberikan perubahan yang sangat besar terhadap kegiatan belajar mengajar.
Literasi anak. (Foto: Tagar/Kemdikbud)

Jakarta - Pandemi Covid-19 yang kian mewabah turut berdampak pada mekanisme pendidikan di Indonesia, juga telah memberikan perubahan yang sangat besar terhadap kegiatan belajar mengajar.

Dalam kontek peringatan Hari Anak Nasional 2021 yang jatuh pada hari ini, Jumat, 23 Juli 2021, Anak harus dilindungi atas hilangnya kesempatan belakar (learning loss) di masa pandemi ini.

Sebagai orang tua perlu bekerja sama dengan guru untuk memastikan anak usia dini tetap mendapatkan stimulasi di rumah, terutama terkait keterampilan literasinya.

Yuk perhatikan beberapa tips berikut ini agar anak usia dini tetap mendapatkan stimulasi dengan baik di tengah situasi Covid-19 ini.


1. Berikan pemahaman sederhana tentang Covid-19 pada anak

Memberikan pemahaman tentang penyakit virus Covid-19 bukan berarti kita menakut-nakuti anak sehingga membuat mereka menjadi stress. Namun, orang tua dan guru hendaknya membuat anak memahami kondisi lingkungan dan situasi umum yang berubah akibat virus yang sangat menular ini.

Lebih lanjut, anak perlu didorong agar mempunyai kesadaran diri dalam menjaga kebersihan seperti sering mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumuman, serta makan makanan yang bergizi. Penjelasan-penjelasan ini bisa didukung misalnya dengan gambar, video dan media-media menarik lainnya sehingga anak lebih mudah memahaminya.


2. Komitmen lembaga sekolah

Komitmen lembaga sekolah untuk mengoptimalkan pembelajaran merupakan kunci penting untuk keberhasilan pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) di tengah situasi pandemi. Ini bukan berarti, tanggung jawab sekolah diserahkan sepenuhnya kepada orang tua untuk melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran.

Sekolah tetap harus menjaga komitmennya dan bertanggung jawab untuk mengupayakan pembelajaran yang optimal bagi anak.

Tanggung jawab utama sekolah selama BDR mencakup, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan melakukan penilaian perkembangan anak. Rencana pembelajaran yang disusun juga harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi secara umum masing-masing anak di rumah.


Sebagai orang tua perlu bekerja sama dengan guru untuk memastikan anak usia dini tetap mendapatkan stimulasi di rumah, terutama terkait keterampilan literasinya.


3. Kemitraan/kerja sama antar guru dan orang tua

Hasil pembelajaran yang optimal bagi anak juga akan tercapai ketika guru bekerja dalam kemitraan dengan keluarga sang anak.

Keluarga adalah guru pertama dan paling berpengaruh bagi tumbuh kembang anak-anak. Guru juga diharapkan dapat mengarahkan dan mendampingi orang tua untuk melibatkan anak dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai minat anak dan perkembangannya.

Lebih lanjut, guru perlu menjaga komunikasi dengan orang tua, salah satunya melalui teknologi komunikasi seperti telepon atau sarana media sosial yang dapat mendukung proses BDR tersebut.

Selain itu, sepakati bersama tentang jadwal untuk berkomunikasi, seperti; sekedar bertanya jawab, atau mendiskusikan pendekatan apa yang terbaik bagi anak, termasuk refleksi aktivitas belajar anak di rumah.

Satu hal yang harus ditekankan, apa pun aktivitas pembelajaran anak di rumah hendaknya dapat dilakukan melalui aktivitas bermain.

Guru harus mengingatkan orang tua agar tidak memaksa anak belajar layaknya orang dewasa. Lebih lanjut, guru juga dapat memberikan petunjuk-petunjuk praktis dan beragam ide kegiatan bermain yang menyenangkan dan bermakna yang dapat orang tua lakukan bersama anak di rumah. Biarkan anak dapat memilih aktivitas sesuai minat dan kreatifitasnya.


4. Penataan ruangan yang mendukung pembelajaran melalui bermain

Penataan ruangan ini bukan berarti harus berada dalam rumah yang mewah atau besar. Tetapi setidaknya orang tua dapat menyediakan area atau lahan yang disiapkan dan diatur agar anak-anak dapat belajar sekaligus bermain dengan nyaman saat pelaksanaan BDR.

Dalam penataan tersebut, penting agar orang tua tetap memperhatikan kondisi, seperti; area yang jauh dari polusi udara, memiliki tempat untuk bergerak bebas, dan pencahayaan yang baik.

Bisa juga disiapkan suatu tempat untuk penyimpanan alat dan bahan pembelajaran anak yang tersusun rapi dan tetap terlihat oleh mereka agar mudah dijangkau saat mereka melakukan eksplorasi.


5. Gunakan alat dan bahan yang mudah dijangkau

Media pembelajaran anak sangat beragam, dan kita bisa menggunakan barang sederhana yang mudah dijangkau. Barang tersebut bisa berasal dari alam sekitar maupun barang yang biasa digunakan di kebutuhan rumah tangga.

Adapun contoh bahan dari alam seperti ranting-ranting kering, biji-bijian, batu, daun-daun kering dan lain sebagainya.

Sedangkan contoh perabot rumah tangga yang bisa digunakan seperti alat makan, alat kebersihan, dan lain sebagainya. Orang tua dan guru juga perlu memerhatikan keragaman tekstur, warna, dan bentuk dari media pembelajaran tersebut.


6. Menyediakan dan memanfaat buku bacaan di rumah bersama anak.

Orang tua dapat bekerja sama dengan guru untuk memilih jenis buku bacaan yang sesuai usia perkembangan anak (3-6 tahun). Selain itu, orang tua juga perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk membacakan buku pada anak, seperti sebelum tidur atau di sela waktu santai yang membuat anak lebih rileks dan nyaman untuk menyimak ataupun membaca sendiri buku tersebut.

Aktivitas ini ini sangat bagus untuk mendukung kemampuan literasi mereka. Penyediaan dan pemanfaatan buku bacaan dapat membantu mereka memahami suatu isi bacaan, meningkatkan kemampuan melek huruf dan kesadaran fonologis, terjadi interaksi serta komunikasi dua arah antara orang tua dan anak dan lain sebagainya.

Maka dapat dikatakan bahwa aktivitas membaca buku atau pemanfaatan buku bacaan memiliki segudang manfaat untuk mendukung tumbuh kembang anak.


7. Menggunakan pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka adalah cara yang bagus untuk mendorong anak memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi atau yang dikenal dengan HOTS (high older thinking skill). 

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini memunculkan ide-ide baru dan membantu anak merumuskan tanggapan pribadi terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tersebut. 

Berikut adalah contoh pertanyaan terbuka yang dapat diajukan pada anak.


Kenapa ikan bisa berenang?

Apa yang terjadi jika malam hari tidak ada cahaya lampu?

Kenapa kita harus mencuci tangan?

Kita coba menggunakan mainan ini dengan cara yang berbeda yuk…

Yuk dicampur warna ini dengan takaran yang berbeda…

Bagaimana caranya agar semua mainan ini muat di keranjang?

Namun yang perlu diingat oleh guru dan orang tua adalah pastikan pertanyaan tersebut tidak terlalu sulit untuk anak. Oleh karena itu perlu untuk menyesuaikan pertanyaan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh anak. []


Baca Juga: HAN 2021: Perkuat Rasa Cinta Tanah Air & Wawasan Kebangsaan

Berita terkait
HAN 2021: Menuju Generasi Emas 2045 yang Berkarakter
Indonesia telah mengimplementasikan Konvensi Hak Anak (KHA) melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 dan Undang-Undang No. 35 Tahun 2014.
HAN 2021: Negara Hadir Berikan Perlindungan kepada Anak-anak
Secara khusus peringatan HAN 2021 akan memberikan pemahaman bahwa anak merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa Indonesia.
HAN 2021: Momentum Penting Menjamin Pemenuhan Hak Anak
Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) akan dilaksanakan pada Jumat, 23 Juli 2021, pukul 10.00 Wib-selesai.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja