Jakarta - Tiongkok resmi menandatangani kontrak baru pembelian sarang burung walet Indonesia senilai 150 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 2,2 triliun. Hasil ini dinilai meningkatkan kinerja ekspor nonmigas.
Penandatanganan Letter of Intent (LOI) untuk pembelian sarang burung walet ini dilakukan Atase Perdagangan (Atdag) Beijing, Marina Novira, dan General Manager of Production Center dari Xiamen Yan Palace Seelong Food Co., Ltd, Huang Danyan.
Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia
Xiamen Yan Palace Seelong Food Co. merupakan perusahaan importir dan pabrik pengolahan sarang burung walet tersebut telah menggunakan 100 persen bahan bakunya dari Indonesia.
"Diharapkan seluruh perwakilan perdagangan di luar negeri dapat semakin aktif dalam mempromosikan produk Indonesia yang dapat meningkatkan nilai ekspor," kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto lewat keterangan tertulisnya, Kamis, 5 November 2020.
Atdag Beijing Marina Novira menyampaikan bahwa LOI ini bisa meningkatkan kinerja ekspor nonmigas Indonesia. "Hal ini mengingat Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia, sedangkan Tiongkok merupakan konsumen sarang burung walet terbesar di dunia," ujar Marina.
Marina menuturkan, baru ada 23 perusahaan sarang perusahaan sarang burung walet yang terdaftar di Bea Cukai Tiongkok dan secara resmi dapat mengekspor produknya ke Tiongkok. Selain itu, ada 13 perusahaan terdaftar yang telah diinspeksi Bea Cukai Tiongkok pada Desember 2019 terkait permohonan izin peningkatan kapasitas volume ekspor.
"Kami masih membahas secara intensif dengan Pemerintah Tiongkok proses inspeksi dapat segera selesai sehingga nilai ekspor produk sarang burung walet dapat bertambah mengingat tingginya permintaan terhadap komoditas tersebut di Tiongkok," tutur Marina.