Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet menanggapi gencarnya seruan boikot produk Prancis. Ia menilai, momen ini sulit untuk bisa memperbaiki defisit antar kedua negara yang terjadi sejak 2015.
"Saya kira relatif kecil untuk terjadi ya, karena kalau kita lihat sebenarnya Indonesia mengimpor produk-produk berteknologi tinggi yang merupakan komponen bahan baku untuk produk industri teknologi tinggi seperti perlengkapan untuk pesawat terbang," kata Yusuf saat dihubungi Tagar, Selasa, 2 November 2020.
Menghilangnya pasar ekspor akibat aksi retaliasi bukan sesuatu hal yang bijak.
Sementara, kata Yusuf, seruan boikot yang digaungkan saat ini lebih kepada produk perlengkapan sehari-hari yang sumbangan relatif masih kecil. Namun, jangan dilupakan juga aksi boikot ini tidak menutup kemungkinan akan memunculkan aksi retaliasi (balasan) dari Prancis.
"Tentu ini berbalik berdampak pada ekspor Indonesia ke Prancis," ucapnya.
Dia menjelaskan ada pun dampak ke depannya adalah terhadap penurunan ekspor produk Indonesia ke Prancis. Pada 2019, beberapa produk ekspor Indonesia menurun, seperti alas kaki dan komponen produk elektrik.
"Meskipun share ekspor Indonesia ke Prancis relatif kecil, dalam era perang dagang dan Covid-19, menghilangnya pasar ekspor akibat aksi retaliasi bukan sesuatu hal yang bijak," ujar Yusuf.
Selain itu, kata Yusuf, gencarnya seruan boikot produk Prancis juga sulit untuk bisa mendongrkak konsumsi produk lokal. Menurut dia, biasanya kondisi ini sifatnya sementara.
"Jadi saya kira sulit untuk mendorong peningkatan konsumsi produk lokal," tuturnya.
Kondisi ini, kata dia, memiliki sentimen yang berbeda. Pemboikotan produk Prancis lebih kepada sentimen dinamika politik dalam negeri negara itu akibat pernyatan Presiden Emmanuel Macron terkait isu agama.
"Jika tensinya sudah mereda, masalah pemboikotan ini umumnya akan hilang dari ruang diskusi publik," ucap Yusuf. []
- Baca Juga: Seruan Boikot Prancis Sulit Dorong Produk Nasional
- Pesawat Airbus, Produk Prancis di Indonesia yang Diboikot