Tingkatkan Plastik Daur Ulang, Nestle Habiskan 2,19$

Nestle (NESN.S), perusahaan raksasa makanan yang berbasis di Swiss berjanji untuk mengurangi penggunaan plastik baru sebesar 87 persen.
Nestle Factory di Uruguay. (Foto: Instagram/@nestle)

Jakarta - Nestle (NESN.S), perusahaan raksasa makanan yang berbasis di Swiss telah meningkatkan jumlah kemasan yang dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat digunakan kembali (reusable) untuk produknya menjadi 87 persen. 

Seperti dilansir dari Reuters, kemajuan ini kata Kepala Operasi Magdi Batato seiring dengan target Nestle untuk 100 persen menggunakan kemasan recyclable dan reusable pada 2025 mendatang.

“Kemasan memainkan peran penting dalam menjaga integritas dan keamanan makanan kita. Pada saat yang sama, polusi plastik terus menjadi masalah utama di seluruh dunia," kata Magdi Batato kepada wartawan dalam pengarahan virtual, Senin, 7 September 2020.

Menurut kelompok lingkungan seperti Greenpeace, Nestle merupakan salah satu pencemar plastik teratas di dunia. Maka dari itu,Nestle berjanji untuk mengurangi penggunaan plastik baru hingga sepertiganya pada tahun 2025 dan menghabiskan hingga 2 miliar franc Swiss (2,19 miliar dolar Amerika Serikat) untuk meningkatkan plastik daur ulang.

"Kami telah membuat komitmen yang berani dan kami akan mewujudkannya," tuturnya.

Berbagai upaya dilakukan Nestle untuk mengurangi penggunaan plastik. Pihak Nestle bahkan mengklaim baru-baru ini meluncurkan sistem isi ulang untuk makanan hewan di Chili, yang memungkinkan pengiriman ke konsumen tanpa kemasan tambahan.

Berdasarkan catatannya, selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan sampah plastik yang disebabkan semakin banyak orang yang memesan makanan dan bahan makanan secara online. Pengurangan aktivitas di luar pun membuat orang-orang membawa pulang makanan yang pasti memerlukan wadah untuk membawanya.

Menurut Batato menghilangkan kemasan adalah salah satu aspek dari strategi Nestle. Sementara aspek lainnya adalah mengganti plastik dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.

Selain plastik, Nestle yang menjual cokelat batangan KitKat dalam kemasan kertas kata dia tengah mengembangkan jenis kertas baru yang dapat didaur ulang. Kertas tersebut, menurut dia digunakan juga untuk membungkus kubus kaldu Maggi yang akan segera diluncurkan di Prancis.

Batato mengatakan sulit untuk menggunakan kertas untuk sebuah kemasan. Karena tidak satu pun ukuran yang pas yang bisa dipakau semua untuk semua produk dan wilayah. Plastik juga tidak akan hilang. “Plastik akan tetap menjadi komponen kemasan,” ujarnya. []

Berita terkait
Sampah Plastik Jadi Minyak Mentah di Banda Aceh
Mengunakan teknologi pirolisis, Pemerintah Banda Aceh mulai mengolah sampah plastik menjadi minyak mentah.
Seniman Magelang Melukis dengan Bahan Limbah Plastik
Sujono, seniman kreatif asal Magelang. Perupa ini melukis dengan pewarna berbahan limbah plastik
Sampah Plastik Masalah Serius di Tanah Datar
Persoalan sampah plastik masih menjadi persoalan serius yang belum tertuntaskan di Kabupaten Tanah Datar.
0
Keuntungan dan Kerugian Anies Baswedan Menerima Sunny Tanuwidjaya
Apakah Anies Baswedan akan dapat keuntungan atau justru dapat kerugian dengan dukungan Sunny Tanuwidjaya yang pernah dekat dengan Ahok dan PSI.