Tim WHO Mulai Selidiki Asal Usul Virus Corona di Wuhan

Peneliti tim WHO keluar dari karantina selama dua pekan di Wuhan, China, dan akan memulai tugas mereka menyelidiki asal usul pandemi virus corona
Petugas lambaikan tangan ke tim ahli dari WHO yang mengakhiri karantina mereka dan bersiap untuk meninggalkan hotel karantina dengan bus di Wuhan, Provinsi Hubei, China, 28 Januari 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP/Ng Han Guan)

Jakarta - Peneliti tim Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), Kamis, 28 Januari 2021, keluar dari karantina selama dua pekan di Wuhan, China, Tim akan memulai tugas mereka menyelidiki asal usul pandemi virus corona (Covid-19) yang dilaporkan berawal dari Wuhan. Tim internasional itu menaiki sebuah bus setelah keluar dari hotel mereka pada sore hari.

China, yang selama berbulan-bulan menolak seruan bagi penyelidikan internasional, telah menjanjikan akses yang memadai bagi para peneliti. Tim ini diperkirakan akan menghabiskan waktu beberapa pekan untuk mewawancarai orang-orang dari berbagai lembaga riset, rumah sakit dan pasar yang dikaitkan dengan banyak di antara kasus-kasus awal.

seorang bayiSeorang bayi di tengah pasar ayam hidup di Wuhan, 2006, di tengah wabah virus flu burung, H5N1 (Foto: dw.com/id)

WHO menyatakan tujuan misi itu bukanlah untuk menentukan siapa yang bersalah atas pandemi itu, tetapi untuk mengetahui bagaimana pandemi bermula agar dapat lebih baik lagi dalam mencegah dan mengatasi perebakan wabah penyakit ini pada masa mendatang.

“Kami mencari jawaban di sini yang mungkin menyelamatkan kita pada masa depan, bukan pelaku dan bukan orang yang akan disalahkan,” kata Mike Ryan, pejabat tertinggi program darurat kesehatan WHO, sebelumnya di awal Januari 2021.

Virus corona muncul di Wuhan pada akhir tahun 2019 dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia, menjangkiti lebih dari 100 juta orang dan menewaskan sekitar 2,1 juta lainnya.

Lebih dari 120 negara telah menyerukan penyelidikan independen mengenai asal usul virus. Banyak negara menuduh China tidak cukup banyak bertindak untuk menanggulangi penyebarannya.

jubir gedung putihJuru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, saat konferensi pers di Gedung Putih, Jumat, 22 Januari 2021, di Washington DC (Foto: voaindonesia.com - AP/Evan Vucci)

“Penting sekali bagi kita untuk mendapat penjelasan mengenai hari-hari awal pandemi di China, dan kami mendukung investigasi internasional yang kami rasa harus kuat dan jelas,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, Rabu, 27 Januari 2021.

Kekhawatiran masih terus ada di banyak negara mengenai pasokan dan akses ke vaksin yang telah dikembangkan untuk melindungi masyarakat dari Covid-19.

katoKatsunobu Kato (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato, Kamis, 28 Januari 2021, mengatakan bahwa AstraZeneca akan membuat lebih dari 90 juta dosis vaksinnya di Jepang. “Kami percaya penting sekali untuk dapat memproduksi vaksin di dalam negeri,” kata Kato kepada wartawan.

Seperti banyak negara yang telah mulai melakukan program vaksinasi, Jepang berencana memprioritaskan petugas kesehatan garis depan sewaktu memulai program vaksinasinya pada akhir Februari.

Jepang telah membuat kesepakatan untuk membeli 120 juta dosis vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan Oxford University. Vaksin ini memerlukan dua suntikan untuk masing-masing orang.

vaksin astraIlustrasi: Perusahaan farmasi Inggris-Swedia AstraZeneca yang tidak dapat memenuhi target pengiriman 400 juta dosis vaksin COVD-19 ke Uni Eropa (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Uni Eropa dan AstraZeneca berselisih pekan ini setelah perusahaan itu menyatakan akan mengurangi pengiriman vaksin yang direncanakannya ke Uni Eropa karena keterlambatan produksi.

Para pejabat Uni Eropa meminta dosis vaksin itu dikirim tepat waktu dan telah mengancam akan memberlakukan kontrol ekspor terhadap vaksin yang dibuat di wilayah Uni Eropa.

presiden uni eropaPresiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, 26 Januari 2021 (Foto: voaindonesia.com/AFP).

PM Kanada, Justin Trudeau, Rabu, 27 Januari 2021, mengatakan bahwa Presiden Uni Eropa, Ursula von der Leyen, meyakinkannya bahwa setiap tindakan Uni Eropa tidak akan mempengaruhi pengiriman ke Kanada. Sumber keprihatinan luas lainnya adalah sejumlah varian virus baru juga telah ditemukan.

Kolombia menyatakan akan melarang penerbangan dari Brasil mulai Jumat, 29 Januari 2021, karena varian virus corona yang menyebar di sana. Presiden Kolombia, Ivan Duque, mengatakan langkah tersebut akan diberlakukan selama 30 hari. Siapapun yang baru tiba di Kolombia dari Brasil juga diwajibkan untuk dikarantina selama dua pekan (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
China Masih Berunding dengan WHO Soal Pakar Kunjungi Wuhan
China masih berunding dengan WHO mengenai pengaturan akhir bagi satu tim pakar internasional untuk menyelidiki asal mula pandemi virus corona
Tim WHO Akan Investigasi Asal Virus Corona di Wuhan
Tim ilmuwan WHO akan melakukan investigasi asal muasal pandemi virus corona di Kota Wuhan, China, mulai bulan Januari 2021
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.