Tiga Negara Ini Memakai Tenaga Nuklir untuk Listrik

PLTN merupakan sebuah pembangkit daya termal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya.
Pembangkit listrik tenaga nuklir (foto:ist)

Jakarta - Ada 450 reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di seluruh dunia. PLTN merupakan sebuah pembangkit daya termal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. PLTN juga memasok 11 persen dari seluruh pasokan listrik di dunia.

Di Indonesia sebagai negara keempat berpenduduk terbanyak di dunia belum juga menggunakan PLTN hingga saat ini. Sebab, masih banyaknya kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap keamanan dari nuklir itu sendiri.

Sedangkan negara-negara maju sudah banyak yang menggunakan tenaga nuklir sebagai penggerak pembangkit listrikya. 

Berikut tiga negara yang menggunakan PLTN terbanyak di dunia.

Amerika Serikat

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Amerika SerikatPembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Amerika serikat (foto: Wikipedia)

Negara adidaya, Amerika Serikat sampai saat ini sudah memiliki sebanyak 104 PLTN untuk menerangi kota-kotanya. Juga merupakan negara terbanyak yang menggunakan tenaga nuklir, mengalahkan negara-negara berkembang lainnya.

Prancis

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir PrancisPembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Prancis (Foto: ist)

Pada posisi kedua adalah Prancis. Negara ini menggunakan 59 PLTN untuk menyuplai listrik ke seluruh warganya. Prancis dipaksa memiliki banyak reaktor nuklir karena negara ini tidak memiliki sumber energi lain untuk menggerakan pembangkin listrik selain nuklir.

Jepang

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir JepangPembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Jepang (Foto: asia.nikkei.com)

Jepang merupakan negara ketiga terbanyak yang memiliki 55 PLTN. Pemerintah Jepang menilai reaktor PLTN merupakan pembangkit listrik yang paling strategis di Negeri Sakura tersebut.

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.