Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data bahwa inflasi yang terjadi pada Februari 2020 adalah sebesar 0,28 persen. Angka tersebut dibentuk oleh beberapa acuan, diantaranya adalah komoditas makanan dan minuman dengan tingkat inflasi 0,95 persen dan memberikan andil (kontribusi) sebesar 0,25 persen.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan bawang putih menjadi komoditas utama penyumbang inflasi tertinggi untuk periode Februari 2020. “Ini bisa dilihat dari kenaikan harga bawang putih di pasaran yang memberikan andil inflasi paling besar dengan 0,09 persen. Disusul kemudian cabai merah dengan 0,06 persen, daging ayam dan jeruk sebesar 0,02 persen,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 2 Maret 2020.
Selain itu, Yunita mencatat beberapa komoditas pengerek inflasi sebesar 0,01 persen antara lain rokok kretek filter, beras, minyak goreng, rokok putih, cabai rawit, dan bawang bombai. “Sementara itu, kelompok yang menyumbang deflasi antara lain kacang panjang dengan minus 0,01 persen,” tutur dia.
Yunita menambahkan, sektor transportasi juga turut menopang deflasi nasional dengan minus 0,37 persen yang disebabkan oleh penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya untuk tipe nonsubsidi.
Dalam kesempatan tersebut, BPS menyebut bahwa 73 kota besar di Indonesia mengalami infasi. Sementara 17 kota lainnya dilaporkan deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Siantang, Kalimantan Barat dengan 1,21 persen. Sementara inflasi terendah berada di Parepare, Sulawesi Selatan yang tercatat 0,02 persen.
“Deflasi paling tinggi ada di Tanjung Pandang yang sebesar minus 1,2 persen, dan deflasi terendah di Padangsidimpuan minus 0,01 persen,” ucapnya.
Adapun, inflasi umum pada Januari 2020 adalah sebesar 0,39 persen. Sementara untuk periode Februari 2019 terjadi deflasi sebesar minus 0,08 persen dan inlflasi Januari 2019 sebesar 0,32 persen.[]