Tentara Israel Halangi Petani Palestina Panen Ladangnya

Militer Israel menghalangi seorang petani Palestina memasuki lahannya untuk memanen dan mengambil almond di tanah mereka.
Ilustrasi militer Israel. (Foto: Pixabay)

Nablus, Palestina - Militer Israel menghalangi seorang petani Palestina memasuki lahannya di Desa Qarout, sebelah tenggara Kota Nablus di utara Tepi Barat Sungai Jordan, untuk memanen dan mengambil almond di tanah mereka, Selasa, 3 September 2019.

Seharusnya, lahan tersebut berada di dekat permukiman tidak sah Yahudi, Ish Codesh dan Kida.

Salah seorang petani, Adham Mousa mengatakan penjaga dan pasukan Israel di kedua permukiman itu menerobos ke dalam lahan milik keluarganya di Qaryout, seperti dimuat Kantor Berita resmi Palestina, WAFA, yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.

"Pasukan Israel menahan mereka, padahal sebelumnya mereka sudah berkoordinasi dengan militer Israel dan memiliki izin untuk mendatangi dan memanen almond di lahan mereka pada hari ini," kata dia.

Ia menyatakan mereka memiliki lebih dari 200 dunum lahan yang ditanami pohon almond dan zaitun. Namun, keluarganya hanya diizinkan mendatanginya satu hari sejak awal tahun ini untuk mengolahnya.

Keluarga itu dilarang memasuki lahan tersebut selama hampir 17 tahun sampai akhirnya mereka memperoleh perintah pengadilan tiga tahun ini, yang membuktikan pemilik lahan itu.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana Israel mau mencaplok permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan.

Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi mengatakan pemimpin Palestina memandang secara sungguh-sungguh pengumuman Netanyahu bahwa dia akan mencaplok permukiman Yahudi di Tepi Barat.

"Ini adalah pengumuman nyata mengenai keinginan untuk melancarkan kejahatan perang berdasarkan Statuta Roma dan pelanggaran besar terhadap Piagam PBB. Itu juga adalah penerjemahan praktis mengenai apa yang disebut hukum negara rasis, yang disahkan awal tahun ini oleh Knesset Israel," kata Ashrawi di dalam satu pernyataan.

Wanita pejabat tersebut mengatakan janji Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah upaya nyata untuk memperoleh kekuatan politik dan meraih suara bagi kubu ekstremis sayap-kanan dalam pemilihan anggota dewan legislatif mendatang, menurut laporan Kantor Berita Palestina, WAFA, yang dilansir dari Antara di Jakarta, Senin, 2 September 2019.

Pada saat yang sama, Netanyahu terus menjalankan kebijakannya untuk mewujudkan "Israel Raya" di semua tanah Palestina yang bersejarah. []

Berita terkait
PM Israel Netanyahu Mau Caplok Permukiman di Tepi Barat
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana Israel mau mencaplok permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan.
Fakta Konflik Israel-Palestina Bukan soal Agama
Banyak orang Indonesia berpikir konflik Israel-Palestina yang tak berujung adalah karena agama. Salah besar. Ini fakta diulas Hendra Hendarin.
Tewaskan Dua Orang, Palestina Kecam Keras Agresi Israel ke Jalur Gaza
Itu adalah reaksi dari serangan roket dari Jalur Gaza dan peledakan bom yang dipasang di pagar antara Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.