Temuan Muntahan Paus Ingatkan Potensi Wisata Nonton Paus Berbasis Konservasi di NTT

Berawal dari penemuan muntahan paus di Kabupaten Lembata dan Kota Kupang beberapa waktu lalu.
Ilustrasi wisata menonton paus. (Foto: Istimewa)

Kupang, (Tagar 30/4/2018) - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi untuk mengembangkan wisata menonton paus (whale watching) dengan berbasis konservasi.

"NTT bisa mengembangkan wisata menonton Paus (whale watching) berbasis konservasi, yang tentunya akan mendukung program konservasi perairan dari pemerintah yakni Taman Nasional Perairan Laut Sawu," kata Pengamat kelautan dan perikanan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr Chaterina A Paulus MSi kepada Antara di Kupang, Rabu (25/4/2018).

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan penemuan muntahan paus di Kabupaten Lembata dan Kota Kupang beberapa waktu lalu, dan potensi Paus di wilayah perairan itu yang bisa bermanfaat secara ekonomis.

"Menurut saya, inilah saatnya kita secara bijak memikirkan masa depan dari 'Setasean' yang berharga ini, baik dari sisi ekologis, ekonomis, dan sosial budaya," katanya.

Setasean adalah sebutan umum bagi mamalia lautan antara lain paus, lumba-lumba dan pesut. Bernapas menggunakan paru-paru dan berproduksi dengan cara melahirkan.

Perhatian ini penting mengingat Paus ini adalah ikon dari provinsi berciri kepulauan yang kedepannya bukanlah suatu yang tidak mungkin dengan kondisi perairan tropis hangat yang NTT miliki adalah wilayah migrasi musiman dari Paus, katanya.

Dia juga mengharapkan, Universitas Nusa Cendana dan beberapa perguruan tinggi lainnya, harusnya menjadi 'center of excellence' dari pengelolaan Setasean di wilayah Indonesia.

Hal yang sangat memungkinkan, karena sudah ada komitmen pemerintah dari aspek kelembagaan yaitu dengan adanya Dewan Konservasi Perairan Provinsi (DKPP) NTT.

DKPP NTT ini sudah termasuk didalamnya Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional dan UPT pusat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, katanya.

Chaterina juga mengajak semua elemen, terutama generasi muda NTT khususnya, agar menjadi garda terdepan dalam menjaga Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati baik setasean maupun biota lainnya untuk kesejahteraan masyarakat saat ini dan masa yang akan datang.

"Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Kalau bukan kita, siapa lagi," kata pengajar pada program studi Ilmu Lingkungan Pascasarjana Undana ini dalam nada tanya. (ant/af)

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.