Target Pentagon Cegah Ekstremisme Dalam Jajaran Militer

Khawatir akan peningkatan ancaman dari ekstremisme domestik, militer AS ambil tindakan untuk cegah siapa pun yang mendukung ideologi ekstremis
Petugas polisi mengepung tempat kejadian setelah sebuah mobil menabrak penghalang di Capitol Hill di sisi Senat Capitol AS di Washington, Jumat, 2 April 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP/J. Scott Applewhite)

Jakarta – Khawatir akan peningkatan ancaman dari ekstremisme domestik, militer Amerika Serikat (AS) mengambil tindakan untuk mencegah siapa pun yang mendukung ideologi ekstremis terus tidak mengabdi dalam militer. Sementara itu juga mempersulit kelompok ekstremis menarget dan merekrut orang-orang yang segera akan menjadi veteran.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, 9 April 2021, mengeluarkan memo kepada pimpinan militer senior, memerintahkan "tindakan segera" untuk melawan ekstremisme di dalam militer, termasuk pembaruan kuesioner penyaringan untuk calon yang direkrut dan pelatihan yang lebih baik untuk personel selagi mereka bersiap keluar atau pensiun dari militer.

Perubahan itu terjadi lebih dari dua bulan setelah Austin memerintahkan semua komando dan personel militer untuk menghentikan operasi satu hari dalam periode 60 hari supaya komandan sempat berbicara dengan pasukan tentang penyebaran ideologi ekstremis dan pengaruhnya terhadap operasi dan personel militer Amerika.

Ilustrasi Tentara AmerikaIlustrasi militer Amerika Serikat. (Foto: Pixabay)

Tindakan itu juga terjadi lebih tiga bulan setelah serangan 6 Januari terhadap gedung Kongres Amerika oleh ekstremis domestik. Sebagian dari mereka adalah veteran militer. Dari lebih 300 orang yang didakwa terkait serangan itu, lebih dari 30 berlatar belakang militer. Ini menurut Program Studi Ekstremisme, George Washington University.

Dalam memo itu, Austin mengatakan Pentagon masih mengkaji apa yang telah dipelajari tetapi jeda operasional telah menunjukkan perlunya bertindak sekarang.

Selain kuesioner penyaringan yang diubah untuk calon personel dan peningkatan pelatihan bagi tentara yang akan meninggalkan dinas militer, memo itu meminta personel untuk memperbarui dan merevisi definisi tentang apa yang merupakan aktivitas ekstremis yang dilarang. Memo itu juga menyerukan pembentukan komisi untuk mempelajari lebih lanjut sejauh mana masalah tersebut (ka/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Biden ke Pentagon di Tengah Rasisme dan Ekstremisme Militer
Presiden Joe Biden kunjungi Pentagon, sementara militer AS berupaya atasi ekstremisme sayap kanan dan rasisme di kalangan militer
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia