London - Federasi Internasional Produsen dan Asosiasi Farmasi (IFPMA/International Federation of Pharmaceutical Manufacturers & Associations) mengatakan tantangan produksi massal vaksin baru virus corona (Covid-19) adalah akan adanya "hambatan" dalam distribusi global.
Berbicara pada konferensi IFPMA pada hari ketika Inggris meluncurkan program vaksinasi Covid-19 pertama di dunia, Dirjen IFPMA, Thomas Cueni, menggunakan contoh vaksinasi polio. Dengan 450 juta dosis, jumlah terbesar yang pernah diproduksi, vaksin polio menggarisbawahi kesulitan yang menghadang dalam distribusi.
Cueni mengatakan kita tidak bicara tentang melipattigakan vaksinasi polio, kita berbicara tentang melipat-tigakan pengadaan vaksin pada tingkat global.
ementara itu, Severin Schwan, CEO perusahaan farmasi Roche, memperingatkan bahwa vaksin kemungkinan besar baru akan tersedia secara luas pada tahun depan, dan pengujian - seperti dengan alat diagnostik yang sedang dikerjakan perusahaannya yang berbasis di Swiss - bisa menjadi alat lain dalam memerangi pandemi tersebut.
Inggris hari Selasa, 8 Desember 2020, jadi negara Barat pertama yang memulai program vaksinasi massal setelah regulator mengizinkan penggunaan vaksin yang dikembangkan produsen obat Amerika Pfizer dan BioNTech dari Jerman itu.
Otoritas Amerika dan Uni Eropa mungkin akan menyetujui vaksin itu dalam beberapa hari mendatang (ka/lt)/voaindonesia.com. []