Tantangan Berat Ahok di Pertamina

Ahok akan menghadapi sekaligus menuntaskan sejumlah tantangan berat di perusahaan migas pelat merah tersebut.
Foto Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dimanipulasi oleh seniman Agan Harahap. (Foto: Instagram/AganHarahap)

Jakarta - Jabatan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) akan menghadapi sekaligus menuntaskan sejumlah tantangan berat di perusahaan migas pelat merah tersebut.

"Tantangan pertama yang saat ini harus dihadapi dan dituntaskan adalah kemampuan meningkatkan produksi minyak (lifting) yang sudah tidak mencapai target nasional dalam beberapa tahun terakhir. Ini berarti harus meningkatkan usaha explorasi dan tahap exploitasi , baik onshore maupun offshore," ujar pengamat BUMN Toto Pranoto, dikutip dari Antara di Jakarta, Senin, 25 November 2019.

Toto menyarankan agar Komisaris Utama dan dewan komisaris harus memastikan rencana jangka panjang (RJP) dan rencana kinerja anggaran perusahaan (RKAP) sudah dilaksanakan dan dijalankan oleh direksi Pertamina sesuai target.

Dia melanjutkan tantangan berikutnya yang harus dituntaskan oleh Ahok adalah kebutuhan Pertamina akan teknologi dan juga investasi besar dengan risiko tinggi. Agar kebutuhan dan investasi besar tersebut berjalan lancar, maka dibutuhkan pengawasan dari dewan komisaris.

"Di sisi lain Pertamina juga harus mengamankan pasokan BBM dalam negeri, sebagian dilakukan dengan melakukan impor BBM .Perlu pengawasan kuat dari pihak dewan komisaris yang dipimpin oleh Komisaris Utama bahwa proses ini dilakukan sesuai SOP dan mengeliminasi kemungkinan terjadinya kebocoran," ujar Toto.

Tantangan lainnya adalah Komisaris Utama bersama dewan komisaris memperjuangkan agar rencana pembangunan kilang pengolahan baru (oil refinery) bisa dibangun sepenuhnya dengan dukungan pemerintah yang kuat.

"Dengan background dan pengalaman sebelumnya , Komisaris Utama harus mampu memberikan gagasan visioner dan inspirasi serta semangat bagi seluruh elemen di perusahaan bahwa Pertamina akan menuju proses pengelolaan perusahaan yang lebih baik atau good corporate governancen (GCG)," ujar pengamat BUMN tersebut.

Sebelumnya Kementerian BUMN mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditunjuk menduduki jabatan Komisaris Utama PT Pertamina.

Menteri BUMN Erick Thohir sudah mengonfirmasi penunjukan Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina didampingi Wakil Menteri I BUMN, Budi Gunadi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama.

Ahok akan menggantikan Tanri Abeng yang sebelumnya mengisi posisi tersebut sejak 2015. 

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, selain mengangkat Komisaris dan Wakil Komisaris Utama, Kementerian BUMN juga akan mengganti Direktur Keuangan PT Pertamina(Persero) yang saat ini dijabat oleh Pahala N Mansury.

Posisi tersebut akan diisi oleh Emma Sri Martini yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel. []

Berita terkait
KAPT: Tak Perlu Ragukan Ahok di Pertamina
Ketua Harian Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Marthin Siregar menyebut Ahok berpotensi membenahi Pertamina sebagai komisaris utama.
Hari Pertama Ahok Ngantor di Pertamina
Senin 25 November 2019 akan menjadi hari pertama Ahok ngantor di Pertamina dengan peran sebagai Komisaris Utama.
Ahok Masuk Pertamina, Puput Nastiti Devi Timang Bayi
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok resmi terpilih menjadi Komisaris Utama Pertamina.